VIDEO: Helm Deteksi Otomatis Ini Paksa Pengendara Memakainya

Tiga pengajar di SMKN 3 Kendal, Jawa Tengah, menemukan sistem deteksi helm bagi pengguna sepeda motor.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Apr 2016, 14:09 WIB
Tiga pengajar di SMKN 3 Kendal, Jawa Tengah, menemukan sistem deteksi helm bagi pengguna sepeda motor.

Liputan6.com, Semarang - Tiga pengajar di SMKN 3 Kendal, Jawa Tengah, menemukan sistem deteksi helm bagi pengguna sepeda motor. Mereka adalah Dwi Setiawan, Ahmad Nur Wahyudin, dan Devatomi Primasatya.

Bagaimana helm tersebut bekerja, ketiganya mencoba mempraktikkannya dalam sebuah uji coba.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (14/4/2016), saat helm dipakai, sepeda motor bisa dinyalakan. Namun begitu helm dilepas, sepeda motor langsung mati.

Alat penerima sinyal di sepeda motor inilah yang menerima sinyal dari helm yang telah dikenakan pengendaranya. Oleh ketiga penemunya helm ini diberi nama helm deteksi otomatis. Helm ini memaksa pengendara motor menggunakannya.

"Awalnya banyak anak-anak sekolah yang sulit kalau disuruh pakai helm. Padahal risikonya besar, riskan terjadi kecelakaan,  jadinya kita buat alat ini untuk meminimalisir kecelakaan itu. Dan memaksa anak-anak di usia remaja untuk pakai helm," ungkap Devatomi Primasatya, penemu helm deteksi otomatis.

Dengan helm ini pencurian sepeda motor juga bisa diantisipasi. Untuk membuat helm deteksi ini biayanya hanya Rp 300 ribu, namun temuan ini masih memiliki sejumlah kelemahan seperti baterai yang hanya bertahan selama 6 jam. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya