Dihujani Interupsi, Sidang Paripurna DPD Kembali Ricuh

Pada saat awal pidato Irman Gusman, senator dari Sulawesi Utara Benny Ramdhani langsung mengajukan interupsi.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 11 Apr 2016, 21:32 WIB
Ketua DPD Irman Gusman saat meninggalkan Sidang Paripurna DPD, Jakarta, Kamis (17/3/2016). Irman menegaskan bahwa masa jabatan pimpinan yang hanya 2,5 tahun tidak sesuai dengan UU MD3. Dia pun menolak melaksanakannya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sidang Paripurna DPD RI yang direncanakan berlangsung pukul 13.00 WIB tertunda lebih dari satu jam lebih karena para anggota DPD masih berkonsolidasi untuk menyelesaikan konflik internal mereka. Sidang pun baru dimulai sekitar pukul 15.00 WIB.

Pada sidang paripurna terdahulu sebagian anggota DPD menuntut pimpinan menandatangani Rancangan Tata Tertib (Tatib) DPD yang baru. Rancangan Tatib baru tersebut memungkinkan untuk memotong masa jabatan pimpinan DPD menjadi 2,5 tahun dari 5 tahun masa jabatan.

Buntut dari rancangan tersebut adalah kisruh di internal DPD. Pimpinan DPD menolak rancangan tersebut karena bertentangan dengan undang-undang.

Sebelum terjadinya kericuhan, Ketua DPD Irman Gusman menyampaikan pidato pembukaan masa sidang. Namun, pada saat awal pidato Irman, senator dari Sulawesi Utara Benny Ramdhani langsung mengajukan interupsi.

"Saya mendapatkan amanah dari teman-teman untuk menyampaikan kepada pimpinan DPD. Saya minta waktu sebentar," ujar Benny saat rapat paripurna DPD di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (11/4/2016).

Meski belum mendapat persetujuan dari pimpinan DPD Irman Gusman untuk bicara, Benny tetap nekat maju ke podium atau ke tempat yang berdekatan dengan deretan Irman dan pimpinan DPD duduk.

"Tolong hargai pimpinan dulu. Biarkan pimpinan memberikan pidato laporannya," ujar salah seorang anggota DPD.

Namun, Benny tak menggubris saran itu. Ia tetap berupaya maju ke depan. Suasana pun bertambah ricuh. Suara teriakan dengan mikrofon di meja saling bersahutan. Petugas pengamanan dalam (Pamdal) DPD pun mengetatkan area pimpinan.

"Tolong pimpinan lanjut, lanjut. Aspirasi rakyat lebih penting didengar," teriak salah seorang anggota DPD.

"Daripada enggak fokus. Lebih baik paripurna ini diskors dulu pimpinan. Diskors saja pimpinan," tutur anggota lainnya.

Kericuhan Berlanjut

Namun, Benny tak peduli dan ia tetap menuju podium untuk memulai pembacaan surat. Protes pun berdatangan dan meminta Benny untuk turun dan tak mengganggu paripurna.

Tak terima dengan rekannya diprotes, senator dari Maluku Utara, Basri Salama secara bergantian mengajukan interupsi. Namun, caranya melakukan interupsi membuat paripurna makin memanas.

 

Sejumlah anggota DPD berupaya menarik Benny dan Basri agar kembali ke barisan tempat duduk. Tapi, keduanya terus berteriak.

"Kami ini punya hak untuk bersuara, sampaikan aspirasi. Tolong hargai," ucap Benny.

Suasana yang semakin ricuh membuat sejumlah staf pimpinan DPD berjaga di area Irman Gusman dan kawan-kawan. Tampak wajah Irman, Farouk Muhammad, dan GKR Hemas seperti kebingungan.

Namun, sejumlah anggota DPD berinisiatif untuk mengingatkan agar interupsi dengan sopan. Sebagian senator bahkan berinisiatif melantunkan salawat di ruang paripurna agar bisa berjalan tenang tanpa emosi serta keributan. Setelah 35 menit ricuh, secara perlahan Paripurna DPD pun bisa kembali tenang.

"Kalau seperti ini kan enak. Hati boleh panas, tapi kan bisa disikapi dengan hati yang dingin," kata salah seorang senator.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya