PLTN Thorium Dijamin Lebih Aman dan Ramah Lingkungan

Kini telah ada teknologi pemanfaatan thorium untuk reaktor nuklir atau biasa disebut dengan nuklir hijau.

oleh Septian Deny diperbarui 09 Apr 2016, 19:58 WIB
Energi nuklir dapat menjadi bahan pembangkit listrik dan merupakan alternatif bahan bakar yang dapat memperbaiki lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta Pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia hingga saat ini masih menuai pro dan kontra. Pemanfaatan reaktor nuklir dalam kehidupan sehari-hari dinilai terlalu rawan menimbulkan bencana.

Namun anggapan itu tampaknya harus mulai dibuang jauh-jauh. Sebab, kini telah ada teknologi pemanfaatan thorium untuk reaktor nuklir atau biasa disebut dengan nuklir hijau.

Salah satu perusahaan yang melakukan pengembangan teknologi ini yaitu Martingale Inc. Chief Representative Martingale Bob Soelaiman Effendi mengatakan, pemanfaatan thorium sebagai tenaga nuklir jauh lebih aman. Berbeda dengan uranium yang selama ini digunakan dan menimbulkan bencana seperti yang terjadi di Jepang 2011 lalu.

 

"Karena reaktor ini berbahan cair maka sangat aman. Tidak mungkin terjadi kejadian seperti Fukushima," ujar dia di Jakarta, Sabtu (9/4/2016).

Selain lebih aman, pemanfaatan thorium juga lebih ramah lingkungan jika dibandingkan bahan baku energi lain seperti solar atau batubara. Bahkan, thorium disebut relatif tidak menghasilkan gas buang atau emisi.

"Ini sumber daya yang ramah lingkungan, karena dalam pembangkit listrik reaksi visi atau nuklir maka tidak mengeluarkan emisi, aman untuk lingkungan," kata dia.

Selain itu, thorium juga merupakan sumber daya alam berbiaya murah. Sebagai perbandingan, jika menggunakan batubara, biaya produksi pembangkit listrik mencapai US$ 10 sen-US$ 12 sen per Kwh. Sedangkan jika menggunakan thorium banyak sebesar US$ 3 sen per Kwh.

"Bila ini dijadikan sumber daya alam, maka biaya listrik murah sekali, kita bisa produksi di US$ 3 sen per Kwh," ungkap dia. (Dny/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya