Kapal Sandera Abu Sayyaf Diduga Kehabisan Solar

Menurut paman kapten kapal yang disandera, jika bahan bakar mencukupi, kapal akan langsung menuju tujuan di Filipina.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 30 Mar 2016, 12:03 WIB
Menurut paman kapten kapal yang disandera, jika bahan bakar mencukupi, kapal akan langsung naik ke atas menuju ke tujuan di Filipina. (Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Batam - Kapten kapal Brahma 12, Piter Tonsen Barahama, menjadi salah satu korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf saat mengangkut batu bara dari Banjarmasin menuju Filipina. Paman Piter, Kris Izaak (60) menduga kapal yang dibawa kemenakannya itu kehabisan bahan bakar.

Kris berpendapat, rute yang dilewati Piter tidak biasa karena melintasi pulau-pulau. Jika bahan bakar mencukupi, kapal akan langsung naik ke atas menuju tujuan di Filipina. Pendapatnya itu berdasarkan pengalamannya melaut selama ini.

"Kemungkinan kapal disandera karena kehabisan bahan bakar yang kemudian mendekat pulau yang dikuasai pembajak," ucap Kris Izzak di kediamannya di Perum Paradise, Batu Aji, Batam, Kepulauan Riau, Selasa sore, 29 Maret 2016.

Kris mengungkapkan, jalur langsung relatif lebih aman dari sergapan Abu Sayyaf karena bukan kawasan yang dikuasai kelompok pemberontak itu. Menurut Kris, pembajak tidak akan berani menyerang jika bukan termasuk kawasan kekuasaannya.


"Karena salah satu pulau di Filipina yang dekat perbatasan, yaitu Mindanao, salah satunya itu merupakan pulau yang dikuasai Abu Sayyaf," tutur Kris.

Kris mengaku mendapat kabar penyanderaan kemenakannya dari abang Piter, Aking Martondang. Kapal tersebut membawa batu bara dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menuju Bangas, Filipina.

"Mereka minta tebusan ke perusahaan untuk pembebasan sandera 10 kru kapal sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 14,3 miliar," kata Kris.

Piter dan abangnya memang sempat tinggal di Batam pada 2015 saat dipercaya perusahaan untuk membawa kapal dari Batam ke Banjarmasin. Sementara, perjalanan dari Banjarmasin menuju Filipina bukanlah yang pertama bagi Piter.

"Dia sudah melakukan tiga kali perjalanan Banjarmasin - Filipina. Namun, kali ini dia nahas," ucap Kris.

Kris berharap pemerintah bisa segera turun tangan karena pembajak itu merupakan penjahat terorganisasi. Ia juga meminta agar perusahaan tempat Piter bekerja tidak lepas tanggung jawab atas  pembajakan kapal tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya