Dana Celengan Sawit Nyaris Tembus Rp 1 Triliun dalam Sebulan

Target penghimpunan uang pungutan sawit sebesar Rp 9,5 triliun di tahun ini.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 29 Feb 2016, 18:35 WIB
Ilustrasi Kelapa Sawit

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit mengaku telah menghimpun tabungan sawit atau CPO Fund sebesar hampir Rp 1 triliun hanya dalam kurun waktu sebulan, tepatnya di Januari 2016. Sementara target pengumpulan dana ini sebesar Rp 9,5 triliun sepanjang tahun ini.

"Januari ini cukup surprise bagi kami, ternyata dalam sebulan terkumpul dana pungutan sawit hampir Rp 1 triliun," kata Direktur Utama BPDP Kelapa Sawit, Bayu Krisnamurthi di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (29/2/2016).

Sedangkan penghimpunan dana pungutan sawit untuk periode Februari 2016, Bayu mengaku belum mempunyai datanya.

Dirinya mengaku, pencapaian tersebut tidak terlepas dari kegiatan ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang tinggi di bulan pertama 2016. Pengusaha sawit, sambung Bayu, mempercepat penyerapan CPO ke negara-negara tujuan ekspor.

"Dana pungutan naik cepat, dugaan kita karena ada perusahaan yang mengurangi beban stok di akhir 2015 yang banyak. Jadi mereka ekspor lebih cepat," jelas Mantan Wakil Menteri Perdagangan di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono itu.

BPDP Kelapa Sawit, sebelumnya mengatakan, target penghimpunan uang pungutan sawit sebesar Rp 9,5 triliun di tahun ini. Dana tersebut akan menambah tabungan sawit BPDP menjadi sekitar Rp 16 triliun.

"Tahun ini targetnya mengumpulkan dana pungutan sawit Rp 9,5 triliun," katanya.

Ia mengakui, BPDP masih memiliki simpanan dana pungutan sawit atau CPO Fund sebesar Rp 6,5 triliun, sisa di tahun lalu yang belum terserap untuk mendukung pengembangan produk sawit, perkebunan rakyat, seperti revitalisasi kebun sampai mensubsidi penggunaan biodiesel.

"Dengan Rp 9,5 triliun dan Rp 6,5 triliun, total Rp 16 triliun, kita akan kelola untuk bisa melaksanakan program tersebut. Kita tidak akan membiarkannya mengendap, karena pengelolaan dana idle akan memberi nilai tambah," jelas Bayu.

Salah satu program yang akan memperoleh dukungan dari dana pungutan sawit adalah biodiesel 20 persen alias B20. Kegiatan ini mencampur bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar dengan CPO.

Bayu mengatakan, BPDP diperkirakan menggelontorkan dana Rp 9,5 triliun-Rp 10 triliun untuk membiayai selisih subsidi biodiesel yang semakin besar, lantaran harga minyak mentah dunia terjun bebas.

"Dana pungutan sawit itu cukup untuk membiayai selisih subsidi karena prediksinya hanya akan menghabiskan Rp 9,5 triliun-Rp 10 triliun. Pokoknya kita cari alternatif supaya B20 tetap jalan," kata Bayu. (Fik/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya