Pantau GMT di Sail Tomini Diawali Salat Gerhana Ribuan Warga

Pada hari saat gerhana matahari total bertepatan dengan pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXVI Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Feb 2016, 05:08 WIB
Gerhana matahari total yang terlihat dari Kepulauan Svalbard, Norwegia, Jumat (20/3/2015). (AFP PHOTO/NTB Scanpix/JON Olav NESVOLD)

Liputan6.com, Parigi Moutoung - Pemantauan Gerhana Matahari Total (GMT) di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, akan diawali dengan shalat gerhana yang akan diikuti ribuan warga pada 9 Maret 2016.

Tempatnya di lokasi penyelenggaraan Sail Tomini 2015 di Dusun Kayubura, Kecamatan Parigi Tengah.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antarariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin akan menjadi khatib yang menyampaikan khutbah pada acara tersebut.

Pemerintah setempat telah menyiapkan lokasi pemantauan di sekitar lokasi Sail Tomini 2015 tersebut yakni di puncak Tugu Kathulistiwa dan di pelataran utama lokasi eks Sail Tomini.

"Peristiwa ini akan disaksikan sekitar 1.500-an orang karena bertepatan dengan pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXVI Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah," ujar Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Parigi Moutong, Mawardin Tjambaru di Parigi, seperti dilansir Antara, Senin (22/2/2016).

 



Lapan akan memusatkan pemantauannya di tempat itu. Dalam waktu dekat Lapan akan mengerahkan peralatan pantaunya di Parigi.

Dari 5 kabupaten di Sulawesi Tengah yang dilintasi GMT, hanya Kabupaten Parimo yang terdaftar di Lapan sebagai pusat pengamatan.

GMT diperkirakan terjadi pada sekitar pukul 08.35 WITA. Titik pantau peristiwa alam langka ini tersebar di sejumlah titik di Kabupaten Sigi, Parigi Moutong, Poso, Tojo Unauna, Banggai, dan Kota Palu.

Mawardin menyebutkan bahwa Dinas Kesehatan Parigi Moutong sudah gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai GMT tersebut khususnya terkait dampak yang mungkin timbul karena melihat gerhana secara langsung serta cara mengatasinya.

"Dari berbagai sosialisasi, masyarakat dianjurkan untuk tidak menyaksikan secara langsung gerhana matahari total itu tanpa menggunakan kacamata pelindung yang direkomendasikan pihak berwenang," ujar Mawardin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya