Fakta Menyeramkan di Balik Sprei Kasur yang Jarang Diganti

Berbagai fakta ini akan membuat Anda lebih peduli dengan kebersihan sprei kasur.

oleh Unoviana Kartika Setia diperbarui 15 Feb 2016, 06:00 WIB
Bukan satu, dua, tiga kali sebulan. (Foto: Huffington Post)

Liputan6.com, Jakarta Mungkin Anda sudah tahu bahwa sprei kasur harus sering diganti. Namun barangkali Anda kerap malas menggantinya dengan anggapan bahwa sprei tersebut belum kotor.

Padahal dikutip dari Business Insider, Sabtu (13/2/2016), ada banyak fakta mengerikan soal sprei jika Anda tidak sering menggantinya. Bahkan, sekalipun sprei Anda masih terlihat bersih, benda itu bisa menjadi tempat yang kotor bagi Anda.

Apa saja isi sprei kasur Anda? Mikroorganisme seperti fungi dan bakteri bisa hidup di sana. Belum lagi, debu binatang, polen, tanah, serat pakaian, sel kulit, dan sekresi tubuh dari aktivitas meniduri kasur.

Dengan kata lain, kasur Anda sangat kotor. Meskipn Anda mengaku adalah orang yang bersih, tubuh Anda tetap secara alami memproduksi 26 galon keringat di kasur setiap tahunnya.

Hal ini menjadikan kasur adalah tempat ideal bagi fungi untuk bertumbuh. Faktanya, bantal bulu dan sintetik yang berusia 1,5-20 tahun bisa mengandung 4-17 spesies fungi yang berbeda.

Selain itu, hewan kecil tak kasat mata seperti tungau juga mengincar di balik kasur Anda. Mereka bisa memberikan reaksi alergi seperti bersin-bersin dan gatal pada kulit.

Jika Anda memiliki kebiasaan makan di kasur, mungkin setelah mengetahui ini Anda harus menghentikan kebiasaan itu. Sebab, kebiasaan ini bisa menarik hewan-hewan seperti kecoa dan semut untuk datang ke kasur.

Lantas seberapa sering Anda harus mengganti sprei? Satu minggu sekali adalah waktu yang ideal untuk meminimalkan tumbuhnya fungi dan mikroorganisme lain.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya