Penyebab Bintik-bintik Gelap di Kedua Pipi

Studi menunjukkan, dampak paparan NO2 terlihat secara signifikan di kedua pipi wnaita Jerman dan Cina berumur lebih dari 50 tahun.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 11 Feb 2016, 09:00 WIB
Penelitian dari Research Institute for Environmental Medicine, Dusseldorf, Jerman, menunjukkan, ada hubungan erat antara populasi udara terkait lalu lintas dan populasi udara terkait gas dengan pembentukan bintik-bintik gelap tersebut. (Foto: waytoenliven)

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah kamu melihat bintik-bintik gelap pada pipi wanita berumur di atas 50 tahun? Penelitian dari Research Institute for Environmental Medicine, Dusseldorf, Jerman, menunjukkan, ada hubungan erat antara populasi udara terkait lalu lintas dan populasi udara terkait gas dengan pembentukan bintik-bintik gelap tersebut.

Sang peneliti, Jean Krutmann IUF-Leibniz mengatakan, meski efek NO2 (nitrogen dioxide) pada kulit manusia belum pernah diteliti, ketika NO2 masuk ke tubuh dapat mengganggu kerja paru-paru yang akhirnya berdampak pada penuaan kulit. 

Sebelum menerbitkan penelitian ini ke dalam Journal of Investigative Dermatology, peneliti mempelajari dua kelompok berbeda.

Kelompok pertama terdiri dari 806 perempuan dengan kulit khas masyarakat Jerman berusia 67 sampai 80. Wanita-wanita ini diketahui menghabiskan 2,6 jam sehari berada di bawah sinar matahari. Sedangkan kelompok kedua terdiri dari 743 wanita China berusia 28 sampai 70 dan menghabiskan waktu berada di bawah sinar matahari selama 3,5 jam.

Dikutip dari situs Times of India, Kamis (11/2/2016), studi ini menemukan, tidak ada hubungan yang terlihat antara tingkat NO2 dan pembentukan bintik-bintik di bagian belakang tangan atau lengan. Namun, dampak paparan NO2 terlihat secara signifikan di kedua pipi wnaita Jerman dan Cina berumur lebih dari 50 tahun.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya