Masjid Raya Darussalam, Simbol Islam di Samarinda

Masjid Raya Darussalam Samarinda yang dibangun sejak tahun 1925 itu menjadi masjid kebanggaan Kota Samarinda. Masjid tersebut melambangkan sejarah dan keberadaan Islam di Samarinda.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Nov 2001, 22:00 WIB
Liputan6.com, Samarinda: Samarinda sebagai Ibu Kota Kalimantan Timur menyimpan riwayat masjid yang cukup tua. Buktinya, pembangunan Masjid Raya Darussalam Samarinda yang berdiri pada 1925 diilhami saudagar-saudagar Suku Bugis dan Suku Banjar. Seiring kemajuan zaman bangunan masjid tertua itu banyak mengalami perubahan tanpa mengurangi ciri khasnya.

Sebelumnya masjid itu bernama Masjid Jamik yang kemudian mengalami renovasi pada 1953 dan 1967. Bahkan, semula masjid ini dibangun di atas tanah 25x25 meter di pinggiran Sungai Mahakam. Namun, dengan kemajuan Kota Samarinda yang semakin pesat menyebabkan lokasi masjid bergeser ke Jalan Yos Sudarso dengan luas sekitar 15 ribu meter persegi. Sedangkan bangunan masjid itu mengacu pada konsep Kerajaan Turki kuno. Ciri itu tampak pada bentuk kubah, menara, serta sejumlah lengkungan di atas pintu dan jendela.

Masjid tersebut dibangun khusus dibuat untuk melambangkan sejarah dan keberadaan Islam. Hal itu ditandai dengan tangga masjid yang dibangun ke arah depan dan kiri berjumlah tiga buah, bangunan menara berjumlah empat buah, satu kubah kecil dikelilingi delapan buah kubah kecil. Masjid itu juga dilengkapi empat buah kubah kecil di setiap sudut.(ORS/Polmart Aritonang)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya