Alasan Jamal Tetap Berdagang Sate di Tengah Teror Bom Jakarta

Pedagang lainnya lari tungganglanggang meninggalkan dagangannya.

oleh Audrey Santoso diperbarui 15 Jan 2016, 15:51 WIB
Pedagang-pedagang asongan dan tukang sate tetap berjualan tak jauh dari lokasi bom Sarinah

Liputan6.com, Jakarta - Jamal (65) dan sang istri Cahyeni (40) mendadak terkenal karena tetap berjualan sate di tengah baku tembak polisi dengan teroris di Jalan MT Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis 14 Januari 2016. Foto Jamal sedang mengipas sate tersebar di media sosial.

Tak seperti tukang nasi bebek dan pedagang lain yang lari luntang-lantung ketakutan sampai meninggalkan gerobak dagangannya dia memilih tetap berdagang. Saat itu ia sedang memanaskan arang di panggangan meski tak ada yang memesan sate.

"Waktu kejadian (penyerangan), saya lagi dagang. Mulai jam 08.00 WIB dan pas jam 10.00 WIB saya dengar ledakan. Saya tetap menjaga dagangan saya. Ada yang kabur. Tukang nasi bebek kabur, gerobaknya ditinggal," kata Jamal di Jalan Haji Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/1/2016).

Ia mengaku tidak takut karena menurutnya jarak lokasi penyerangan dan tempatnya membuka lapak cukup jauh. Karena itu ia tak beranjak. Apalagi dia merasa tak mungkin berlari sambil mendorong gerobak satenya yang berat di tengah kerumunan massa.

"Bawa gerobak saja susah sudah tua. Di sini saja sudah penuh orang. Keluar susah, ya sudah pasrah. Terserah nyerahin diri saja," ujar Jamal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya