Jawa Timur Cegah Dini Teror, Kepala Desa Jadi Ujung Tombak

Warga diminta melaporkan hal-hal mencurigakan ke kepala desa setempat.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 14 Jan 2016, 17:18 WIB
Usai menggunakan hak pilihnya, Soekarwo menjawab sejumlah pertanyaan dari para pewarta di depan TPS (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur meningkatkan status Waspada menjadi Cegah Dini pascateror bom di kawasan Sarinah-Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis pagi tadi sekitar pukul 10.30 WIB. Cegah Dini adalah peningkatan kewaspadaan hingga tingkat desa dengan melibatkan kepala desa, Babinsa, dan Babinkamtibmas.

"Karena di Jakarta seperti itu maka kita naikkan Waspada atau menaikkan derajat Cegah Dini. Siaga semua dan masih meningkatkan fungsi intelijen baik dari unsur Kodam V Brawijaya dan Polda Jatim,"kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Surabaya, Kamis (14/1/2016).

Dia menegaskan bahwa tim  intelijen harus mengamati dan tidak melewatkan indikasi mencurigakan, dan diminta juga meningkatkan kewaspadaan. Warga diimbau melaporkan kepada Babinkamtibmas dan Babinsa atau kepala desa jika mengetahui perilaku dan gerak-gerik orang aneh di lingkungannya.


"Saya minta tolong kepada teman-teman kepala desa untuk melakukan Cegah Dini. Karena fungsi Cegah Dini ini berjalan dimulai dari desa dan kelurahan,"imbuh Soekarwo.

Dia menegaskan bom di Jakarta adalah perbuatan yang keji dan sangat meneror masyarakat. Teror ini sangat merusak kehidupan bermasyarakat sehingga merusak rasa aman dan nyaman warga.

"Teror ini harus dilawan dengan fungsi Cegah Dini dan kehati-hatian. Di Jawa Tmur dikoordinir oleh kepala desa," kata Soekarwo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya