140.374 Rumah Tangga Tak Mampu Dapat Sambungan Listrik

Rumah tangga yang mendapat listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sampai 2015 mencapai 54.352 rumah.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Jan 2016, 14:40 WIB
Listrik PLN. (Agus Trimukti/Humas PLN)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyambungkan aliran listrik kepada 140.374 rumah tangga masyarakat tidak mampu sepanjang periode 2015 kemarin. Penambahan jumlah rumah tangga yang dialiri listrik tersebut mampu mendorong peningkatan rasio elektrifikasi nasional. 

Menteri ESDM, Sudirman Said menjelaskan, realisasi penyambungan listrik kepada masyarakat yang tak mampu tersebut telah melampaui target yang ditentukan di awal 2015 yang sebesar 121.398 rumah tangga. "Kami telah melistriki 140.375 rumah tangga," kata Sudirman, seperti yang dikutip dari bahan pemaparan pencapaian kinerja 2015, di Jakarta, Minggu (3/1/2015).

Sudirman melanjutkan, pemerataan kelistrikan (rasio elektrifikasi) yang telah dicapai sampai 2015 mencapai 88,5 persen, melewati target 87,4 persen. "Sampai Oktober saja rasio elektrifikasi sudah mecapai 87,5 persen," tutur Sudirman.

Sedangkan rumah tangga yang mendapat listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sampai 2015 mencapai 54.352 rumah. Sampai akhir 2015, kapasitas listrik terpasang yang berasal dari pembangkit berbasis EBT mencapai 8.602 Mega Watt (MW).

"Untuk pembangunan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) Pembangkit Listrik Tenaga MiniHydro dan Pembangkit Listrik Tenaga biomasa tahun 2015 mencapai 14,5 MW," tuturnya. 

Selama ini rasio elektrifikasi Indonersia memang masih kalah jika dibandingkan dengan Singapura, Burnei Darussalam dan Malaysia. Oleh sebab itu, pemerintah terus berupaya untuk menggenjotnya.

Direktur Jenderal Ketenaga Listrikan Kementerian ESDM, Jarman mengatakan, sampai 1 Juni 2015 lalu, rasio elektrifikasi Indonesia mencapai 86,9 persen, sedangkan Singapura, Burnei Darussalam dan Malaysia sudah di atas 90 persen, karena itu pemerintah memasang target rasio elektrifikasi 97 persen pada 2019.

Jarman mengungkapkan, upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai target tersebut adalah dengan program kelistrikan35 ribu Mega Watt (MW). "35 ribu MW itu kebutuhan dalam rangka penuhi kebutuhan ekonomi dan elektrifikasi," tuturnya.

Ia menambahkan upaya lain untuk menggenjot rasio elektrifikasi adalah mengarahkan PT PLN (Persero) sebagai pelaksana pembangun infrastruktur jarangan kelistrikan. "PLN konsentrasi di transmisi. Ini backbone yang harus dibagun. Pembangkit harus disalurkan kepada masyarakat," tuturnya.

Sedangkan pembangunan pembangkit akan diserahkan ke pengembang pembangkit swasta (Independent Power Producer/IPP). "Seperti yang dijabarkan, keliatan bahwa untuk tahun ini dan yang akan datang, mayoritas pembangkit akan dibangun oleh swasta. Alasannya, pembangkit itu butuh dana yang besar. Banyak di pembangkit karena itu di tawarkan. Pembangkit di swasta dan PLN jadi single buyer. PLN hanya bangun sebagian saja," pungkasnya. (Pew/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya