Demi Penghematan, PNS Negara Ini Dilarang Kirim Kartu Natal

Para PNS Tanzania dilarang mengirimkan kartu ucapan Natal dengan anggaran pemerintah, mereka dipersilahkan gunakan uang pribadi.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 30 Nov 2015, 16:00 WIB
Presiden John Magufuli di Tanzania. (Sumber Sadi Said/Reuters)

Liputan6.com, Dar es Salaam - Para pejabat di Tanzania tidak akan diijinkan untuk mengirimkan kartu ucapan Natal dan Tahun Baru yang biasanya dicetak oleh pemerintah. Hal ini dimaksudkan sebagai penghematan anggaran yang digagas oleh presiden baru.

Dikutip dari Reuters pada Senin (30/11/2015), Presiden John Magufuli telah menetapkan sejumlah langkah pengetatan ikat pinggang sejak diambil sumpahnya sebagai presiden pada 5 November lalu. Salah satu yang menjadi cara penghematan adalah pesta perayaan kemerdekaan negara dan pembatasan perjalanan dinas ke luar negeri.

Sekretaris utama presiden menyebutkan dalam suatu pernyataan resmi, “telah melarang pencetakan kartu Natal dan Tahun Baru dengan menggunakan anggaran pemerintah. Siapapun yang ingin mencetak kartu-kartu itu dipersilahkan menggunakan dana pribadi.”

“Dana yang dihemat dari pembatasan itu akan dipakai untuk membayar hutang kementrian, departemen, dan lembaga pemerintah kepada rakyat dan kreditor lain terkait barang dan jasa yang diterima atau akan diarahkan ke bidang-bidang prioritas.”

Pekan lalu, Magufuli memerintahkan dana senilai sekitar US$100.000 yang dianggarkan untuk perayaan pembukaan parlemen dipakai untuk membeli ranjang-ranjang pasien di sejumlah rumah sakit utama Tanzania. Ia memutuskan hal ini setelah melihat beberapa pasien rumah sakit yang tidur di lantai.

Sang presiden sudah mengeluarkan sejumlah perintah pengurangan belanja pemerintah sehingga ia mengundang pujian dari seantero negeri berpenduduk lebih dari 47 juta orang tersebut. Selama ini rakyat mengeluhkan para pejabat yang menyalahgunakan jabatan di negara miskin itu.

Kalangan dunia maya juga menjadi bukti popularitas sang presiden sejak kemenangannya dengan adanya tagar terkait sang presiden, misalnya #WhatWouldMagufuliDo, yang menjadi topik mencuat  di kalangan pengguna jejaring sosial di Afrika Timur. (Alx/Rie)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya