Harga Emas Sentuh Level Terendah Sejak 2010

Analis menilai harga emas masih dipengaruhi sentimen bank sentral AS yang menaikkan suku bunga dan dolar AS menguat.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Nov 2015, 15:06 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Beijing - Harga emas melemah di perdagangan Asia pada Rabu pekan ini. Hal itu seiring dengan menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) dan investor yang bersiap menghadapi kenaikan suku bunga bank sentral AS.

Di pasar spot, harga emas turun 0,20 persen ke level US$ 1.068,6 per ons pada Rabu siang ini. Sebelumnya harga emas sempat menyentuh level US$ 1.064,95 atau yang terendah sejak Februari 2010. Adapun harga emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Desember turun 0,12 persen ke level US$ 1.067,3.

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi harga emas. Harga konsumen Amerika Serikat (AS) meningkat sekitar 0,2 persen pada Oktober. Selain itu, dolar AS mendekati level tertinggi dalam 7 bulan terhadap sejumlah mata uang termasuk Euro. Mata uang euro merosot seiring harapan bank sentral Eropa akan melakukan pelonggaran moneter pada Desember.

"Faktor utama yang mempengaruhi harga emas adalah dolar AS dan harapan bank sentral AS menaikkan suku bunga pada Desember," ujar Victor Thianpiriya, Analis ANZ seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (18/11/2015).

Mengutip www.fortisasiafutures.com, harga emas telah bergerak turun tajam pada akhir perdagangan kemarin ke posisi terendah dalam lima tahun. Hal itu dipicu investor yang terus khawatir atas situasi geopolitik yang berasal dari serangan teroris pada pekan lalu di Paris sehingga meredam nilai logam mulia sebagai aset lindung lindung nilai.

"Harga emas terpantau akan cenderung bergerak turun dan harga juga masih bergulir di bawah rata-rata pergerakan dalam 20 dan 50 harian. Stochastic masih berada di area oversold. Resistance dan oversold berada di harga US$ 1.078,20-1.064,30," tulis riset tersebut. (Ahm/Igw)*

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya