Gunakan Anak Beruang untuk Promosi, Perusahaan Ini Tuai Kecaman

Suatu perusahaan pengembang properti melakukan promosi dengan menyertakan anak-anak beruang. Apa hubungannya?

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 11 Nov 2015, 13:33 WIB
Suatu perusahaan pengembang properti melakukan promosi dengan menyertakan anak-anak beruang. Apa hubungannya?

Liputan6.com, Chongqing - Dalam upaya meningkatkan kepercayaan konsumen di Kota Chongqing, suatu perusahaan pengembang properti mencoba melakukan promosi dengan sekelompok wanita berpakaian tradisional Tiongkok yang menuntun sejumlah anak beruang hitam menggunakan rantai.

Dikutip dari Shanghaiist.com pada Rabu (11/11/2015), tulisan yang tergantung di dada beruang itu berbunyi, “Pasar properti bukan pasar yang lesu. Kami memiliki keyakinan terhadap pasar properti.”

Tulisan yang tergantung di dada beruang itu berbunyi, “Pasar properti bukan pasar yang lesu.

Dalam dunia perekonomian, pasar produk yang menggeliat maju disebut dengan istilah bull market karena bull atau kerbau adalah hewan yang kuat dan bergegas maju. Sedangkan pasar yang sedang lesu disebut bear market karena bear atau beruang dipandang sebagai hewan yang bergerak lamban.

Bisa saja seseorang beranggapan bahwa pelaku promosi memutuskan untuk melakukan aksi ini setelah promosi bull market sebelum ini tidak berjalan terlalu sesuai dengan rencana.

Tidak heran, orang banyak melihat aksi itu merupakan 'hal bodoh' apalagi dengan menyertakan hewan yang dilindungi diseret-seret keliling kota. Bukannya menarik orang untuk membeli, malah menuai kecaman.

Tulisan yang tergantung di dada beruang itu berbunyi, “Pasar properti bukan pasar yang lesu.

Banyak netizen mempertanyakan bagaimana pihak pengembang bisa mendapatkan sejumlah anak beruang. Sejumlah netizen lain meminta pelaku promosi untuk merantai dirinya sendiri sambil berkeliling kota.

Selama akhir pekan lalu, sebuah perusahaan pengembang properti di Shenzhen tidak perlu memperdayai satu ekor hewan pun untuk menjual properti senilai hampir 13 triliun rupiah dalam waktu hanya 6 jam melalui konser musik cadas pemecah rekor.

Walaupun belanja luar biasa di tempat-tempat seperti Shenzhen, Shanghai, dan Beijing menimbulkan keraguan tentang ‘gelembung’ pasar properti Tiongkok, data menunjukkan keadaan yang berbeda untuk tiap kota di Tiongkok. (Alx/Rie)**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya