Ilmuwan: Bermain Game Shooter Baik Untuk Otak

Acapkali dinilai mengajarkan hal yang tidak baik, ternyata game shooter juga memiliki dampak positif untuk otak.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 04 Okt 2015, 07:00 WIB
Call of Duty 2015

Liputan6.com, Jakarta - Game shooter seperti Call of Duty, Destiny, dan Halo yang biasanya identik mengajarkan kekerasan, ternyata dalam penelitian terbaru ditemukan bahwa game-game tersebut juga memiliki dampak positif, terutama untuk otak.

Seperti dikutip dari laman Mirror, Minggu (4/10/2015), dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr Shawn Green dan beberapa ilmuwan lain, mereka percaya bahwa game tersebut meningkatkan kekuatan otak, bahkan lebih baik dari game asah otak. 

Sebab dalam bermain game aksi semacam game shooter, pemain diminta untuk dapat bergerak secara cepat, ditambah dengan target yang juga sering keluar masuk pandangan secara cepat.

Bentuk gameplay seperti itulah yang juga memiliki dampak positif bagi apsek kognitif pemainnya. Bahkan lebih baik jika dibandingkan dengan game asah otak yang memang diciptakan untuk meningkatkan fungsi kognitif pemainnya.

"Game aksi seperti biasanya dikaitkan dengan peningkatan kemampuan memerhatikan, pengolahan otak, serta fungsi kognitif termasuk penglihatan dalam keadaan rendah yang dapat diperoleh dari kemampuan kognitif tingkat tinggi," ungkap Green.

Green juga menambahkan bahwa game tidak hanya berdampak pada fungsi kognitif seseorang, namun juga beberapa aspek kebiasaan lainnya, seperti fungsi sosial. Dampak ini bisa positif atau negatif tergantung konten dari game tersebut.

"Game pada dasarnya melibatkan dominasi belajar yang lebih aktif, mulai dari membuat tanggapan dan menerima umpan balik sesegera mungkin, yang jelas lebih efektif ketimbang belajar secara pasif," pungkasnya.

(dam/cas)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya