Anggaran Dipangkas, Menhan Prioritaskan Hal Ini

Menhan berharap DPR membantu memperjuangkan tambahan anggaran Kemenhan yang turun sebesar 10 persen.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 22 Sep 2015, 06:45 WIB
Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu (baju putih) memeriksa OMC Casspir MK3 di Markas Komando Pasukan Khusus di Cijantung Jakarta, Rabu (2/9/2015). Sidak terkait inventarisir kelengkapan alutsista yang dimiliki TNI. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, anggaran pertahanan tahun 2016 Rp 90 triliun. Anggaran ini akan difokuskan untuk membangun sarana dan prasarana pertahanan di pulau terluar Indonesia. Menurut Ryamizard, hal itu harus dilakukan dalam rangka mengantisipasi ketegangan di sekitar Laut China Selatan.

"Pembuatan kapal selam, pesawat terbang, bukan ke sana dulu. Kita prioritaskan untuk menghadapi ancaman di Laut China Selatan," kata Ryamizard di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/9/2015) malam.

Ryamizard melanjutkan, pada 2016 mendatang, pihaknya akan membangun atau memperbaiki landasan pacu, hanggar pesawat, dan dermaga kapal perang. Alasannya, landasan yang telah ada selama ini tidak dapat dilalui pesawat tempur.

"Kita perlu landasan pesawat yang baru. Alutsistanya sudah ada, tapi kita perlu landasan baru. Ini penting. Di sekitar Laut China Selatan, di situ lagi panas. Masa kita diam-diam saja," kata Ryamizard.

Diakui Ryamizard, Indonesia tidak memiliki kepentingan khusus di balik meningkatnya status keamanan di wilayah Laut China Selatan. Meski sejumlah negara di kawasan memilih menyatakan dukungann terhadap China ataupun Amerika Serikat, Indonesia tetap netral.

"Kita tak ada urusan sebenarnya. Di antara beberapa negara di kawasan kita paling netral. Yang lain ada dukung China, ada yang dukung AS. Kalau berblok-blok begitu, itu bisa perang," ungkap dia. Karena itu, Menhan Ryamizard meminta agar anggaran kementeriannya tidak dipangkas.

Sukhoi Baru

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016, Kemenhan mengajukan anggaran Rp 102 triliun. Namun yang disetujui dalam APBN Rp 90 triliun.

Ryamizard mengaku pasrah jika pemerintah tak menyetujui keinginannya itu. "Kita tetap meminta tambahan, tapi kalau negara bilang segitu kita tak akan meminta," lanjut dia.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini berharap, DPR terutama Komisi I DPR bisa membantu memperjuangkan tambahan anggaran Kemenhan yang terjadi penurunan 10 persen. "Mudahan-mudahan DPR yang bantu dorong," harap dia.

Rencananya, anggaran itu selain digunakan untuk membangun sarana dan prasarana pertahanan di pulau terluar Indonesia, juga akan digunakan untuk membeli alat utama sistem persenjataan yang baru. Di antaranya membeli kapal selam dan juga pesawat tempur jenis Sukhoi.

"Sukhoi kita akan ganti, sudah 45 tahun sesuai perintah Presiden. Perintah Presiden juga beli baru kapal selam. Kita sudah jajaki sebelum beli, kapal selam Rusia itu paling lama menyelam, paling dalam selamnya dan bisa tembak dari dalam laut," tandas Ryamizard. (Sun/Rmn/Sar)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya