Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membawa dampak buruk bagi industri penerbangan di Tanah Air. Pasalnya, sebagian besar biaya operasional industri penerbangan menggunakan dolar AS.
Sekretaris Jenderal Indonesian National Air Carrier Assosiation (INACA), Tengku Burhanuddin mengatakan, anjloknya nilai tukar rupiah ini semakin memberatkan maskapai-maskapai yang beroperasi di Indonesia.
Pasalnya, maskapai-maskapai tersebut banyak membutuhkan dolar AS untuk membayar sewa pesawat, perawatan hingga membayar gaji awak kabin, seperti pilot.
"Dampaknya berat, karena komponen dolar AS itu besar. Karena untuk sewa pesawat, asuransi, ground handling, bayar pegawai, maintanance dan lain-lain. Sedangkan transaksi pembelian tiket dalam rupiah. Ini mempengaruhi maskapai," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (26/8/2015).
Dia menjelaskan, meski harga avtur mengalami penurunan seiring dengan anjloknya harga minyak dunia, namun hal tersebut tidak dapat membantu meringankan beban yang harus ditanggung oleh maskapai akibat pelemahan rupiah ini.
"Memang avturnya turun tapi dibelinya tetap dengan dolar AS jadi dalam rupiah tetap tinggi. Yang tadinya US$ 100 per barel sekarang US$ 50 per barel, tetapi tetap kita kan konvert dalam rupiah. Yang tadinya Rp 10 ribu jadi Rp 14 ribu kan hampir ekuivalen," jelas dia.
Burhanuddin berharap, ekonomi Indonesia segera membaik. Dengan demikian diharapkan akan berimbas pada penguatan dan kestabilan nilai tukar rupiah sehingga semua sektor bisnis termasuk bisnis penerbangan juga kembali bergairah.
"Yang penting ekonomi kita dulu diperbaiki, semua (sektor bisnis) kan tergantung pada ekonomi Indonesia. Kalau ekonomi stabil, akan lebih mudah. Tetapi kalau tidak stabil seperti sekarang kita melihat harus mewaspadai. Jadi semua korelasinya ada pada ekonomi kita," tandasnya.
Untuk diketahui, Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah pada Rabu (26/8/2015) dipatok di angka 14.102, per dolar AS. Melemah jika dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya yang ada di level 14.067 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah telah melemah lebih dari 12 persen. (Dny/Gdn)
Pelemahan Rupiah Pukul Bisnis Penerbangan
Maskapai banyak membutuhkan dolar AS untuk membayar sewa pesawat, perawatan hingga membayar gaji awak kabin.
diperbarui 26 Agu 2015, 11:18 WIBIlustrasi (Istimewa)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
100 Kata-Kata untuk Orang Sakit Islami yang Penuh Doa Agar Lekas Sembuh
Lewat World Water Forum ke-10, Indonesia Tekankan Pentingnya Akses Air bagi Wilayah Konflik
Lee Hsien Loong Terakhir Kali Kunjungi Indonesia Sebagai PM Singapura: Puji Hubungan Bilateral hingga Kepemimpinan Jokowi
Gugat ke MK, Irman Gusman Minta Namanya Masuk DCT DPD Sumbar dan Lakukan Coblos Ulang
Respons Sri Mulyani Soal Kerjaan Bea Cukai: Rumit Tapi Demi Jaga Perekonomian Indonesia
Selalu Ganti Menu dalam Sebulan, Elshanum Catering Hadirkan Kelezatan Masakan Rumahan
7 Potret Pernikahan Virzha dengan Perempuan Keturunan Arab, Digelar Terbatas
Virzha Menikah dengan Sausan Sabrina, Ijab Kabul Gunakan Bahasa Arab
Tonton Kisah Nyata Spesial di Indosiar, Senin 29 April 2024 Via Live Streaming Pukul 14.00 WIB
Potret Gofar Hilman Rayakan Ultah ke-41 Bareng Cupi Cupita, Dinner Berdua
Gelaran Hari Tari Sedunia di Surakarta Upaya Buat Menghubungkan Kembali Masyarakat Modern dengan Akar Budayanya
BKPM Catat Investasi Tetap Jalan meski Masuk Tahun Politik