Kiat Teguh PAN Agar Reshuffle Kabinet Tak Jadi Bumerang Jokowi

"Catatan kritis kita, walau memimpin dengan elegan, SBY dicap presiden ragu-ragu. Jokowi itu harus jadi presiden tegas."

oleh Silvanus Alvin diperbarui 08 Agu 2015, 13:03 WIB
Sidang kabinet Paripurna yang dipimpin Presiden Joko Widodo, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/2/2015) pagi, membahas Pilkada serentak, Perppu perubahan UU tentang kelautan, dan tentang perumahan rakyat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta ‎Ketua DPP PAN Teguh Juwarno meminta agar Presiden Jokowi berhati-hati dalam merombak kabinetnya. Bila salah mengganti menteri, malah bisa menjadi bumerang bagi Jokowi.

"PAN tetap partai yang ingin Pak Jokowi sukses memerintah. Presiden kita ingatkan, yang di-bully, dihina, dicaci-maki itu adalah presiden sendiri," kata Teguh dalam diskusi 'Perombakan Kabinet Sudah Net' di Menteng, Jakarta, Sabtu (8/8/2015).

‎Teguh memahami dorongan agar Jokowi merombak kabinet makin menguat. Ia juga sadar reshuffle Kabinet Kerja memang hak prerogatif presiden bernama lengkap Joko Widodo itu.

Meski demikian, lanjut dia, salah satu urgensi yang perlu disikapi adalah masalah ekonomi. Menanggapi masalah itu, PAN ingin Jokowi bersikap tegas dan memberikan solusi, salah satunya dengan reshuffle.

"‎Berikan sinyal positif pada pasar dengan melakukan reshuffle. Dan Pak Jokowi, jangan bagi-bagi barang dan hadiah lagi. Ini bukan kampanye lagi," saran Teguh.

"Catatan kritis kita pada Presiden SBY dulu, walau dia memimpin dengan elegan, SBY itu dicap presiden ragu-ragu. Jokowi itu harus jadi presiden tegas," tambah Teguh.

Politikus PDIP Andreas Pereira mengatakan perombakan kabinet seharusnya dilakukan Jokowi dalam waktu dekat. Apalagi perombakan kabinet bukanlah hal yang mengejutkan. Saat awal menunjuk para menteri, Jokowi telah memberi sinyal akan melakukan reshuffle bila kinerja kurang memuaskan.

"Ya lebih cepat, lebih baik. Kalau bisa setelah pidato (nota keuangan) untuk penyelenggaraan anggaran agar menteri bisa mempersiapkan. Perubahan kabinet itu sebenarnya sudah disampaikan Jokowi pada awal pemerintahan. Dia akan lakukan evaluasi, khususnya para pembantunya kurang lebih sebelum setahun," ujar Andreas.‎ (Alv/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya