Inflasi Juli Diprediksi Terendah Selama 5 Tahun Terakhir

Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto memperkirakan inflasi Juli ini akan berada di bawah 1 persen.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Agu 2015, 07:41 WIB
Inflasi Juli 2015 diperkirakan akan berada di bawah 1 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Laju inflasi pada Juli 2015 diproyeksikan bakal lebih tinggi dibanding realisasi inflasi bulan sebelumnya. Meski melonjak, level inflasi pada bulan ketujuh disebut yang terendah selama periode yang sama dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, Ryan Kiryanto memperkirakan inflasi Juli ini akan berada di bawah 1 persen. Angka tersebut lebih tinggi daripada raihan Juni lalu sebesar 0,54 persen.  

"Inflasi bulan ketujuh berkisar 0,65 persen-0,75 persen. Secara tahunan, ada pada range 7,1 persen-7,2 persen," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (3/8/2015).

Kenaikan inflasi tersebut, kata Ryan, disebabkan karena dampak dari lonjakan konsumsi kebutuhan bahan pokok, transportasi dan komunikasi di periode menjelang, selama serta paska Lebaran Idul Fitri.

Walaupun begitu, dia bilang, ramalan inflasi di Juli tercatat yang terendah selama 5 tahun terakhir. Hal ini berkat upaya pemerintah dalam mengendalikan harga dan menjaga inflasi. "Ya (terendah selama 5 tahun terakhir)," ujarnya.

Proyeksi ini senada dengan perkiraan Bank Indonesia (BI) sebelumnya. Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, inflasi sampai minggu ketiga Juli 2015 sebesar 0,76 persen atau lebih rendah dibanding prediksi semula 1,12 persen.

"Kalau 0,76 persen ini bisa bertahan terus hingga akhir bulan (Juli), maka akan yang terendah dalam 5 tahun terakhir," tegasnya.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil pernah menjelaskan, upaya pemerintah untuk mengendalikan inflasi sangat serius, proaktif dan terarah. Keberhasilan ini tidak lepas dari peran Tim Pengendali Inflasi Daerah yang terus melakukan pengawasan ketat terkait distribusi bahan pokok.

"Upaya lain, pasar murah cukup intensif dan intervensi pasar yang melibatkan Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan yang rajin dan aktif memonitor. Inilah yang menyebabkan kita bisa menjaga stabilisasi harga," klaim dia. (Fik/Ndw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya