Liputan6.com, Jakarta - Maraknya aksi Sahur On the Road (SOTR) selama bulan Ramadan membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat suara. Apalagi kegiatan SOTR yang dilakukan para remaja kerap melenceng dari tujuan utama yakni untuk beribadah dan berbagi dengan sesama di bulan Ramadan.
"Kami mengapresiasi bahwa sahur jangan sampai ternodai. Mengapa? Karena sahur itu sebagaimana pesan Rasulullah adalah barokah. Di mana barokahnya? Pertama dari niatnya, kedua caranya, ketiga adalah perilakunya. Tiga hal ini penting," kata Wakil Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan usai berdiskusi dengan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian, Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Amirsyah berharap, hendaknya sahur dilakukan sesuai 3 prinsip di atas. Menurut dia, jika sahur dilakukan tanpa niat, cara, dan perilaku yang baik maka esensi puasa dan barokahnya tidak akan didapat. Hal itu juga dapat mengurangi pahala puasa.
"Karena itu saya sangat mengimbau, janganlah sahur dijadikan ajang hura-hura," tambah dia.
Selain itu, Amirsyah berharap sahur bisa dijadikan sebagai media edukasi kepada anak-anak. Sahur, lanjut dia, juga bisa menjadi momentum meningkatkan keharmonisan hubungan keluarga.
"Karena di sini (sahur) satu bentuk edukasi berkumpul dan makan bersama. Orangtua bisa memberikan wejangan, mungkin karena kesibukan seharian tidak ketemu. Setelah itu, juga bisa sekalian mengajak anaknya berjamaah salat subuh dan tadarus," jelas Amirsyah
Sahur On the Road Baik, Jika...
Amirsyah mengatakan, pihaknya tidak melarang SOTR selama niatnya baik dan tidak melanggar peraturan. Pihaknya juga tidak mengeluarkan fatwa khusus terkait SOTR, karena aturan sahur sudah ditentukan oleh Rasulullah.
"Sudah jelas, nggak mungkin difatwakan. Ikut aturan yang sudah ada saja. Jadi kita mengedukasi, mengajak masyarakat agar tidak menyalahgunakan sahur dengan cara-cara di luar etika," tandas Amirsyah.
Tito Karnavian mengatakan hal serupa. Ia mengaku pihaknya mendukung SOTR selama dilakukan dengan bentuk aksi sosial dan tanpa melanggar undang-undang.
"Cukup patuh pada aturan lalu lintas, pakai helm, kemudian tertib. Seperti kata Bapak Amirsyah, kembali pada hakekat sahur. Mulai kesadaran SOTR dalam rangka untuk memberikan makanan bagi yang kurang mampu, itu yang baik," kata Tito.
Dia juga menegaskan, tindakan tegas yang ia perintahkan kepada anak buahnya harus tetap sesuai prosedur. Ia berharap tidak ada tindakan semena-mena dari aparat. Apalagi menggunakan senjata api.
"Saya sudah perintahkan seluruh Kapolres dan Kapolsek (tindak tegas SOTR menyimpang). Tapi tindakannya yang saya minta manusiawi. Artinya adik-adik kita jangan sampai ditembak, saya larang mereka untuk melakukan penembakan, tidak boleh," ujar Tito. (Sun)
Sahur On the Road Marak, MUI Sebut Pahala Puasa Bisa Berkurang
Amirsyah berharap, hendaknya sahur dilakukan sesuai tujuan utama yakni untuk beribadah dan berbagi dengan sesama di bulan Ramadan.
diperbarui 07 Jul 2015, 19:01 WIBCitizen6, Jakarta: Jalan Juanda jadi ajang balapan liar pada malam hari. Biasanya balapan liar sering terjadi pada hari Sabtu. (Pengirim: Tito)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
VIDEO: Dramatis, Evakuasi Seorang Lansia Tewas di Sumur di Madiun
Menko Luhut: Elon Musk Sangat Senang Bertemu Prabowo
7 Potret Patricia Gouw Tetap Langsing Saat Hamil, Berencana Lahiran Caesar
Tigaraksa Satria Tebar Dividen Final Rp 312 per Saham, Catat Jadwalnya
Napi Bocah Pembunuh Polisi yang Kabur di Lampung Tengah Akhirnya Tertangkap
Jokowi Perintahkan Segera Temukan Korban Hilang Akibat Banjir Lahar Dingin Sumbar
Simak, Jadwal Lengkap PPDB Jatim 2024 dan Tahapannya
Jaksa Tuntut Achsanul Qosasi 5 Tahun Penjara dalam Kasus BTS 4G
Profil Wout Weghorst, Simak Perjalanan Karier Pemain Berbakat Asal Belanda
Mahyeldi: Kunjungan Presiden Jokowi Jadi Angin Segar Penanganan Bencana di Sumbar
Studi Ungkap Transplantasi Organ Berdampak pada Kepribadian Penerima Donor
VIDEO: Soal Salah Tangkap, Kakak Vina Cirebon Buka Suara