Grup Rajawali Lepas Saham Perusahaan Sawitnya ke Malaysia

Felda Global Ventures Holding Berhad akan genggam sekitar 37 persen saham PT Eagle High Plantation Tbk milik grup Rajawali.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Jun 2015, 09:45 WIB
(Foto: Fiki Ariyanti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Teka teki grup Rajawali menjual kepemilikan saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) sudah terjawab. Grup Rajawali telah menandatangani kesepakatan dengan perusahaan asal Malaysia yaitu Felda Global Ventures Holdings Berhad.

Kesepakatan ini membuat Felda Global Ventures Holdings Berhad akan memperoleh 37 persen kepemilikan saham di PT Eagle High Plantation Tbk dan sekitar 95 persen kepemilikan perkebunan gula milik grup Rajawali dalam bentuk tunai dan stock deal.

Porsi kepemilikan 37 persen saham PT Eagle High Plantation Tbk diperkirakan sebesar US$ 680 juta atau sekitar Rp 9,06 triliun (asumsi kurs Rp 13.330 per dolar Amerika Serikat) terdiri dari gabungan dana tunai dan kepemilikan saham di Felda Global Ventures Holdings Berhad.

Saat ini kesepakatan bisnis tengah dalam proses persetujuan serta kesepakatan akhir. Setelah kesepakatan ini, Felda Global Ventures akan menjadi pemegang saham signifikan di PT Eagle High Plantation Tbk dan bermitra dengan grup Rajawali.

"Kemitraan dengan grup Rajawali akan semakin meningkatkan kapasitas bisnis yang saat ini kami miliki. Melalui akuisisi ini kami akan menjadi pebisnis terbesar dan terkuat pada industri perkebunan kelapa sawit global. Melalui kesepakatan ini kami mencapai efisiensi dari sisi pembiayaan dan kegiatan operasional, baik pada sektor hulu maupun hilir. Baik PT Eagle High Plantation Tbk dan grup Rajawali memiliki tim sangat solid dan berpengalaman," ujar Dato' Mohd Emir Mavani Abdullah, CEO Felda Global Ventures, dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), yang ditulis Sabtu (13/6/2015).

Penguasaan teknologi, keahlian pengelolaan sektor hilir serta jejak rekam global yang dipunyai Felda Global Venture menjadi sumber ketertarikan utama Rajawali untuk bermitra. Di sisi lain, melalui kemitraan ini akan tercipta efisien dalam kegiatan operasional dan pembiayaan.

"Kemitraan ini akan semakin meningkatkan kemampuan teknis dan menciptakan proses transfer pengetahuan seperti bidang teknologi perkebunan dan Research and Development. Transaksi yang tercapai juga akan semakin meningkatkan nilai tambah untuk Eagle High Plantation dan seluruh pemegang saham," kata Managing Director Rajawali Corpora Darjoto Setyawan.

PT Eagle High Plantation Tbk memiliki total kepemilikan lahan sebesar 425.000 hektar. Lahan itu berlokasi di Kalimantan sebanyak 67 persen, 9 persen di Papua, dan 19 persen di Sulawesi, serta 5 persen di Sumatra.

Terdapat perkebunan seluas sekitar 152.000 hektar dengan 76 persen wilayah perkebunan yang sudah menghasilkan, dan 24 persen sisanya merupakan kawasan yang belum menghasilkan. Umur rata-rata tanaman yang sudah menghasilkan adalah 8 tahun. Meski melepas kepemilikan sahamnya, grup Rajawali masih tetap memegang kendali manajemen PT Eagle High Plantation Tbk.

Berdasarkan data RTI, kepemilikan saham BWPT pada Mei 2015 antara lain PT Rajawali Capital International sebesar 65,54 persen dan publik kurang lima persen sebesar 34,43 persen. Usai melepas sebagian saham BWPT, Grup Rajawali masih memiliki sekitar 28 persen saham BWPT.

2 dari 2 halaman

Saham BWPT Melonjak

(FOTO:Antara)

Saham BWPT Melonjak

Kabar grup Rajawali melepas sebagian kepemilikan sahamnya di PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) berdampak terhadap pergerakan harga sahamnya.
Sentimen tersebut telah mengangkat harga saham BWPT sejak akhir Mei 2015. Grup Rajawali dikabarkan sebelumnya menjual saham BWPT ke perusahaan perkebunan multinasional Cargill.

Saham BWPT pun terus beranjak naik sejak 25 Mei 2015. Saham BWPT ditutup naik menjadi Rp 345 per saham pada 25 Mei 2015 dari periode 22 Mei 2015 di kisaran Rp 303 per saham. Saham BWPT menyentuh level tertinggi di Rp 450 pada penutupan perdagangan saham 12 Juni 2015.

Secara year to date, saham BWPT naik 12,5 persen menjadi Rp 450 per saham pada Jumat 12 Juni 2015. Saham BWPT sempat berada di level tertinggi Rp 494 per saham dan terendah Rp 241 per saham. Padahal secara sektoral, sektor saham perkebunan cenderung lesu. Berdasarkan data BEI, sektor saham perkebunan turun 8,89 persen ke level 2.142 pada penutupan perdagangan saham 12 Juni 2015.

Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan, kenaikan harga saham BWPT tersebut memang didominasi dari sentimen grup Rajawali yang melepas kepemilikan sahamnya di PT Eagle High Plantation Tbk.

Seperti diketahui, grup Rajawali memegang saham BWPT melalui mekanisme penawaran umum terbatas/rights issue. Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada November 2014.

Manajemen PT Eagle High Plantation Tbk melakukan rights issue dengan menawarkan 27,02 miliar saham atau 85,71 persen dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Rights issue itu ditawarkan dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Saham baru ditetapkan pada harga Rp 400 per saham dengan rasio 1:6. Dari aksi korporasi ini, perseroan mendapatkan dana sekitar Rp 10,8 triliun. Grup Rajawali yang milik Peter Sondakh pun menjadi pembeli siaga dalam aksi korporasi tersebut bersama PT BNI Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Valbury Asia Securities. Setelah grup Rajawali masuk, PT BW Plantation Tbk pun berubah nama menjadi PT Eagle High Plantation Tbk. (Ahm/)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya