Malaysia Temukan 139 Kuburan Massal Para Imigran di Perbatasan

Kuburan-kuburan massal berada di negara bagian Perlis, di utara Semenanjung Malaya. Dekat perbatasan dengan Thailand.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 25 Mei 2015, 11:55 WIB
Kuburan massal imigran ditemukan di Malaysia (AFP)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Di tengah krisis pengungsi Bangladesh dan Rohingya yang ditemukan terkatung-katung di tengah laut, hal mengejutkan ditemukan di Malaysia.

Di perbatasan Negeri Jiran dengan Thailand, ditemukan sejumlah kuburan massal dan apa yang diduga sebagai kamp perdagangan manusia. Dikhawatirkan, kuburan tersebut berisi jasad-jasad imigran Bangladesh atau Rohingya yang berasal dari Myanmar, yang menjadi korban perdagangan manusia.

Pemerintah di negara-negara Asia Tenggara kini sedang berupaya menangani ribuan imigran yang ditinggalkan para pelaku perdagangan manusia di Teluk Bengala dan Laut Andaman dalam beberapa pekan terakhir. Lebih dari 3.000 imigran berenang ke daratan, dalam upaya menyelamatkan diri, sebelum diselamatkan pihak Indonesia dan Malaysia.

Setidaknya ada 100 jasad yang ditemukan di sekitar kamp yang digunakan pelaku perdagangan manusia untuk menahan para imigran dan pengungsi.

Menteri Dalam Negeri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, para penyelidik belum bisa memastikan berapa jenazah yang ditemukan.

"Itu baru temuan awal dan duga jumlahnya lebih dari itu (100 jasad)," kata dia seperti dikutip dari Guardian, Senin (25/5/2015).

Sebuah laporan menyebut, ratusan jenazah didigali oleh para penyelidik di lebih dari 17 kamp terpisah. "Mereka telah ada di sana dalam waktu yang cukup lama. Saya menduga, kamp tersebut telah beroperasi setidaknya selama 5 tahun," kata Hamidi, menambahkan diduga WN Malaysia terlibat dalam jaringan perdagangan manusia tersebut.

Sementara, Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak mengaku merasa sangat prihatin atas penemuan kuburan massal tersebut.

"Saya merasa sangat prihatin atas penemuan kuburan massal di tanah Malaysia yang terkait dengan penyelundupan manusia." kata PM Malaysia di laman Facebook-nya.

"Kami akan menemukan mereka yang bertanggung jawab."

Secara terpisah, Kepala Kepolisian Malaysia, Jenderal Khalid Abu Bakar mengatakan, pihaknya menemukan 28 kamp perdagangan mansia yang berlokasi sekitar 500 meter dari perbatasan.

"Operasi yang kami laksanakan sejak 11 Mei sampai 23 Mei 2015 menemukan 139 yang diduga sebagai kuburan massal," kata dia.

Jenderal Khalid menambahkan, salah satu kuburan massal hanya berjarak 100 meter dari makam serupa yang ditemukan di Thailand awal Mei lalu.

Kuburan-kuburan massal tersebut berada di negara bagian Perlis, di utara Semenanjung, yang berbatasan dengan Provinsi Songkhla, Thailand -- di mana 2 remaja di sana menemukan kuburan massal di kamp yang pernah menahan 800 orang.

Polisi Thailand kemudian menemukan 26 jasad yang ditanam di sana kemudian menindak jaringan perdagangan manusia.

Meski awalnya menolak menerima para pengungsi, Malaysia dan Indonesia kini bersedia menampung mereka sementara, selama 1 tahun. RI juga mengerahkan kapal laut dan pesawat dalam upaya SAR.

Sementara, PBB dan Amerika Serikat menyerukan tindakan untuk mengatasi faktor pemicu pengungsian: tindakan pemerintah Myanmar terhadap kaum minoritas Rohingnya. Burma menolak mengakui Rohingga sebagai warga negara dan menyebut etnis itu sebagai imigran ilegal dari Bangladesh -- yang juga menolak mereka.

Sekitar 140 ribu orang, kebanyakan etnis Rohingya mengungsi selama kerusuhan di negara bagian Rakhine sejak pertengahan 2012. (Ein/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya