Hampir Separuh Manusia Perahu Korban Perdagangan Manusia

Hampir separuh dari 1.700 orang yang diselamatkan di lautan merupakan korban sindikat perdagangan manusia (human trafficking).

oleh Liputan6 diperbarui 25 Mei 2015, 11:30 WIB
Pengungsi Rohingya mengatakan enggan pulang karena tidak dianggap sebagai warga Myanmar.

Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia, pada Minggu 24 Mei mengumumkan hampir separuh dari 1.700 orang yang diselamatkan di lautan atau yang disebut 'manusia perahu' merupakan korban sindikat perdagangan manusia (human trafficking).

Pengumuman ini disampaikan usai rapat koordinasi yang mengidentifikasi setidaknya ada 720 orang asli Bangladesh yang sedang mencari kerja terjebak dengan situasi ini. Sisanya diketahui adalah orang-orang Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar karena konflik internal.

Hampir 2.000 pelarian warga Bangladesh dan Rohingya diselamatkan dua minggu lalu dan sekarang ditampung di wilayah Provinsi Nagroe Aceh Darusalam (NAD).

Menurut BNPB, para pengungsi Bangladesh bakal dipulangkan setidaknya selama sebulan ini. Sementara untuk para pengungsi Rohingya, beberapa agen lokal yang bekerja dengan badan Pengungsi PBB (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM) sedang menyiapkan tempat perlindungan dan tempat tinggal sementara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya