Beras Plastik Beredar, Pemerintah Kecolongan

Temuan beras plastik di Bekasi dinilai akan membawa dampak negatif bagi pasar tradisional.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Mei 2015, 22:10 WIB
Ilustrasi Beras (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Temuan beras plastik atau beras sintetis di Bekasi, Jawa Barat dinilai akan membawa dampak negatif bagi pasar tradisional.

Pengamat Pertanian dari Institut Pertanian Bogor Bustanul Arifin mengatakan, jika pemerintah tidak bergerak cepat mengatasi hal ini, maka akan timbul kekhawatiran dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap beras yang dijual di pasar-pasar tradisional.

"Kalau sudah terjadi kecolongan seperti ini kemudian terkonsumsi, bahayanya luar biasa," ujarnya dalam konferensi pers bertema Beras Plastik, Beras Oplosan dan Diversifikasi Pangan di Jakarta, Jumat (22/5/2015).

Menurut Bustanul, program revitalisasi pasar yang dilaksanakan oleh Kementerian Perdagangan seharusnya bukan hanya soal fisik bangunan pasar saja, melainkan juga ada perbaikan terhadap mekanisme pengawasan barang-barang yang beredar di pasar tradisional

"Selain pasarnya direvitalisasi, fungsionalnya juga direvitalisasi ada yang juga harus direvitalisasi yaitu, sistem pasar tradisionalnya, cek dan ricek produk-produk pasarnya. Itu yang belum kita lihat. Apalagi di daerah-daerah," lanjutnya.

Meski demikian, Bustanul mengungkapkan positif dari temuan beras plastik ini yaitu pemerintah dan masyarakat menjadi lebih berhati-hati akan barang-barang konsumsi yang beredar di lapangan. Pemerintah juga diharapkan dapat memperketat pengawasannya.

"Saya melihat mungkin ada kesadaran dari masyarakat. Mereka akan mencari beras yang terakreditasi dengan baik. Jadi peningkatan beras di pasar juga akan semakin baik. Ini untuk mengurangi produk-produk curang di pasar. Supaya masyarakat bisa mengonsumsi beras berkualitas," tandasnya. (Dny/Ndw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya