Asam Lambung Jangan Dianggap Remeh

Aktor lawas Didi Widiatmoko atau dikenal dengan Didi Petet meninggal diduga karena penyakit asam lambung.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 15 Mei 2015, 18:35 WIB
Didi Petet

Liputan6.com, Jakarta Setelah kepergian presenter Andri Jarot, kini Tanah Air kembali berduka. Aktor lawas Didi Widiatmoko atau dikenal dengan Didi Petet meninggal diduga karena penyakit asam lambung.

Menanggapi perihal tersebut, ahli penyakit dalam dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB mengatakan, penyakit akibat asam lambung tidak bisa dianggap remeh.

"Asam lambung atau Gastro-Esophageal Reflux Disease (GERD) sebenarnya termasuk penyakit kronis. Jika penyakit berlanjut memang bisa menyebabkan gangguan pada paru-paru," katanya melalui pesan elektronik yang diterima Liputan6.com, Jumat (15/5/2015).

Ari menerangkan, bila dirinya sempat melakukan penelitian tahun lalu. "Kami dapatkan 6 % masyarakat yang menjadi responden kemungkinan menderita GERD, kondisi medis yang terjadi karena asam lambung atau isi lambung yang naik sehingga menyebabkan  luka pada dinding dalam kerongkongan. Awalnya hanya perlukaan, namun luka yang terjadi bisa makin luas dan bisa menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah."

GERD juga dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan menyebabkan terjadinya penyakit Barrett’s yang merupakan lesi pra kanker. Di luar saluran cerna, asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi (erosi dental), tenggorokan (faringitis kronis), sinus (sinusitis), pita suara (laringitis), saluran pernafasan bawah (asma) bahkan sampai paru-paru (Fibrosis Paru Idiopatik) .

Penyakit GERD sebenarnya bisa dideteksi dengan menggunakan kuesioner GERD. Total skor yang didapat dari kuisioner bisa menjadi acuan dugaan bahwa seseorang tersebut menderita GERD atau tidak.

KUesioner GERD sendiri terdiri dari  6 pertanyaan. Dua pertanyaan pertama merupakan pertanyaan positif adanya GERD yaitu panas dada seperti terbakar (heart burn) dan adanya sesuatu yang balik arah (regurgitasi). Sedang pertanyaan negatif adalah adanya nyeri ulu hati dan mual. Sedangkan dua pertanyaan terakhir dari kuesioner ini adalah gangguan tidur dan obat yang diberikan untuk mengatasi keluhan tersebut. Poin didasarkan dari frekuensi kejadian dari pertanyaan yang ada setiap harinya dalam 1 minggu.

"Dari hasil survei yang kami lakukan melalui media sosial sampai dengan bulan Mei 2015 ini, dari 1200 sample dengan menggunakan kuesioner GERD (GERD-Q) ternyata kami dapat data lebih dari 50 persen responden kemungkinan mengalami GERD," katanya.

Gejala Asam Lambung yang perlu diwaspadai

Menurut Ari, ada 2 gejala utama GERD yaitu nyeri dada dan bisa merasakan rasa panas di dada seperti terbakar (heartburn). Biasanya nyeri dada ini diikuti juga dengan mulut pahit karena ada asam yang naik (regurgitasi).

"Jadi begini, sakit maag ini macam-macam penyebabnya seperti asam lambung yang berlebihan. Kalau asam lambung tinggi ini sudah naik ke atas atau organ lain, ini nama penyakitnya GERD. Asam yang normalnya ada di lambung bisa ke kerongkongan, balik arah sampai paru-paru kemudian bisa ke pita suara jadi serak. Kalau ke paru-paru bisa sinus, asma, sesak napas," ungkapnya.

Faktor penyebabnya beragam, mulai dari kegemukan, kebiasaan konsumsi cokelat dan keju, lemak tinggi, rokok, dan alkohol. Penderita penyakit kronis seperti diabetes melitus (kencing manis) juga berisiko tinggi GERD. Selain itu kebiasaan buruk tidur setelah makan.

"Kalau dia makan berlebihan, kemudian langsung tidur, asam lambung bisa naik," katanya.

Saat penderita asam lambung pingsan, biasanya tingkat keasaman ph 1-2 itu menyebabkan sesak napas. Pada orang gemuk, penyakit ini bisa jadi akut.

Ari menambahkan, prinsip utama mengobati pasien GERD adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi. Tata laksana penyakit GERD terdiri dari tata laksana non obat/perubahan gaya hidup dan tata laksana obat-obatan. 

Tips atasi asam lambung

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tatalaksana non obat, pasien GERD antara lain:

1. Menghindari  konsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat, tetap mengonsumsi sayur dan buah-buahan.

Beberapa data penelitian menunjukkan, pasien yang memang sudah mengalami GERD jika  mengkonsumsi daging berlebih dan langsung tidur akan menyebabkan timbulnya panas di dada pada 4 dari 5 kasus GERD.

2. Jangan tidur dalam waktu 2 jam setelah makan.  Langsung tidur setelah makan akan memudahkan isi lambung termasuk asam lambung akan berbalik arah kembali ke kerongkongan.

3. Hindari makanan yang terlalu asam dan pedas.

4. Hindari minum kopi, alkohol, atau minuman bersoda yang akan memperburuk timbulnya GERD.

5. Hindari makanan yang mengandung coklat dan keju.

6. Menghindari stres.

7. Mengontrol berat badan sampai mencapai berat badan ideal.


Tata laksana obat-obatan

Obat yang diberikan terutama obat-obat yang memproduksi asam lambung atau dikenal sebagai anti sekresi asam lambung. Obat-obat kelompok ini terdiri dari 2 kelompok obat yaitu penghambat reseptor H2 (antagonist H2 reseptor) antara lain ranitidin, famotidin, nizatidin atau simetidin.

Kelompok kedua yang termasuk obat anti asam yang kuat yaitu penghambat pompa proton seperti omeprazol,lansoprazol, rabeprazol,esomeprazol atau pantoprazol.

Antasida obat penetral asam yang banyak dijual bebas digunakan untuk mengurangi gejala akibat GERD tersebut. Demikian sekedar informasi mengenai penyakit GERD, penyakit kronis karena asam lambung yang bisa menyebabkan berbagai komplikasi.


Untuk mengetahui apakah seseorang menderita GERD bisa klik ‪http://www.surveymonkey.com/s/gerdq

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya