42 WNI dari Yaman Tiba di Bandara Ngurah Rai

Kedatangan para WNI dari Yaman di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali itu untuk transit ke daerah lain.

oleh Dewi Divianta diperbarui 06 Apr 2015, 18:16 WIB
Satu keluarga WNI yang kembali dari Yaman terlihat berjalan setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Minggu (5/4/2015). Sebanyak 110 dari 262 WNI yang dievakuasi dari Yaman ini merupakan gelombang pertama. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 42 WNI diterbangkan dari negeri yang tengah dilanda perang saudara, Yaman tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Kedatangan mereka di bandara tersebut untuk transit ke daerah lain.

10 Dari 42 WNI tersebut akan dipulangkan ke Makassar, Sulawesi Selatan. Dan sisanya bakal melanjutkan perjalanan ke Surabaya, Jawa Timur.

"Mereka diterbangkan dari Yaman menggunakan pesawat Qatar Airways," kata General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, yakni I Gusti Ngurah Ardita kepada Liputan6.com di Bali, Senin (6/4/2015).

Ardita mengatakan, 42 WNI tersebut tiba sekitar pukul 17.15 Wita.

Sampai saat ini tercatat sudah lebih dari 700 orang yang berhasil dibawa keluar dari Yaman. Namun dilaporkan masih ada WNI yang belum bisa dievakuasi. Mereka berada di kota besar di Yaman, Aden.

Seperti diungkapkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. "Yang menjadi keprihatinan kita adalah WNI di Aden. Ada 89 WNI kita masih di Aden," tutur Retno.

Guna mengevakuasi WNI, Pemerintah telah mengirim tim terpadu ke Yaman dan Salalah, Oman. Evakuasi tersebut termasuk dengan mengerahkan satu pesawat TNI AU Boeing 737-400 dan satu kapal yang disewa dari Djibouti, Afrika Timur.

Tim yang terdiri dari 43 personel meliputi unsur Kemlu (14 orang), TNI AU (21 orang), Polri (7 orang), dan BIN (3 orang), terus mencari cara untuk dapat melakukan evakuasi cepat, aman, dan efisien.

Untuk proses evakuasi WNI di Yaman, pemerintah melibatkan 5 Perwakilan RI yaitu KBRI Sanaa, KBRI Riyadh, KBRI Muscat, KBRI Addis Ababa dan KJRI Jeddah. (Ndy/Yus)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya