Liputan6.com, Jakarta - Twitter dituding telah mendiskreditkan hak asasi wanita. Salah seorang mantan karyawan Twitter, Tina Huang, telah merampungkan usulan gugatan hukum class action terkait kasus diskriminasi gender.
Huang menuding Twitter telah menerapkan sistem promosi jabatan yang rumit dan tidak adil bagi pekerja wanita. Gugatan hukum Huang melingkupi dua permasalahan besar, yang pertama adalah Twitter dinilai menerapkan standar yang berbeda dalam hal persyaratan promosi jabatan dan kenaikan gaji antara wanita dan pria.
Yang kedua, Twitter juga dinilai secara sengaja tidak memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu terkait peluang promosi jabatan kepada para pekerja wanitanya.
Selain itu, dalam gugatannya Huang juga menuliskan, "Twitter memberi 'pembalasan' kepada para pekerja wanita yang mengeluhkan perlakuan tidak adil."
Berbicara kepada San Fransisco Chronicle, Huang beranggapan bahwa ketidaksetaraan gender di Twitter sudah terlalu parah. "Di posisi staf insinyur software tempat saya bekerja, hanya ada 7 wanita dari total 164 anggota tim. Jumlah tersebut hanya sekitar 4%," ungkap Huang seperti yang dikutip dari laman Business Insider.
Huang sendiri bekerja di Twitter untuk periode 2009-2014. Dalam jangka waktu 5 tahun, ia sempat menempati berbagai posisi di divisi rekayasa software. 5 Tahun berkarir tanpa promosi jabatan, Huang mengaku memberanikan diri untuk berbicara langsung pada CEO Twitter, Dick Costolo. Namum keluhan yang disampaikannya kerap diabaikan, malahan Huang ditawarkan untuk mengambil cuti. Pada akhirnya ia pun memutuskan untuk mengundurkan diri.
Menanggapi hal ini, seorang juru bicara Twitter memberikan pernyataan yang berbunyi, "Nona Huang mengundurkan diri secara sukarela dari Twitter, setelah para pemimpin kami mencoba membujuk dia untuk tetap tinggal. Di tidak dipecat. Twitter sangat berkomitmen untuk lingkungan kerja yang mendukung keragaman, dan kami percaya telah memperlakukan Huang secara adil."
Faktanya keragaman gender di lingkungan kerja Twitter memang cukup meragukan. Menurut laporan statistik keragaman pekerja yang dirilis Twitter tahun lalu, disebutkan bahwa 70% karyawan Twitter adalah pria dan 90% karyawan di sektor teknis adalah pria. Porsi untuk pekerja wanita masih sangat minim di perusahaan jejaring sosial populer ini.
(dhi/isk)
Minim Pekerjakan Wanita, Twitter Dituding Diskriminatif
Di posisi staf insinyur software, hanya ada 7 wanita dari total 164 anggota tim.
diperbarui 25 Mar 2015, 13:50 WIBDi posisi staf insinyur software, hanya ada 7 wanita dari total 164 anggota tim.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jokowi: Satgas Judi Online Sebentar Lagi Selesai Dibentuk
Gus Baha Kisahkan Respons Adem Rasulullah saat ada Pria yang Tetap Bekerja, Bukannya Ikut Majelis Ilmu
Jadwal Lengkap Euro 2024, 14 Juni-14 Juli: Dibuka Jerman vs Skotlandia
HEADLINE: DK PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata Palestina-Israel, Realisasinya?
Jadwal dan Hasil Final NBA Boston Celtics vs Dallas Mavericks: Siapa Rebut Gelar Juara?
Jadwal, Hasil, dan Klasemen PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Lolos ke Final Four?
Lawan Timnas Indonesia dan Jadwal Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Ramai-Ramai Dukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024
Danau-Danau Terbaik di Indonesia yang Berpotensi Jadi Wisata Unggulan
Polisi Usut Kasus Teror Timses Bakal Cabup Lumajang, Kaca Jendela Bolong Ditembak
Pesan Menyentuh Megawati Hangestri untuk Ratu Voli Korea Selatan
Panglima TNI Bakal Sanksi Anggota yang Main Judi Online