PM Tunisia Pecat 5 Pejabat Keamanan Pasca-Teror Museum Bardo

Pihak berwenang mengatakan, petugas keamanan yang bertugas menjaga museum dan kompleks parlemen di sebelahnya sedang istirahat minum kopi.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Mar 2015, 11:07 WIB
PM Tunisia Habib Essid. (Reuters)

Liputan6.com, Tunis - Perdana Menteri Tunisia Habib Essid memutuskan untuk memecat lima komandan polisi pascaserangan teror pada Rabu 18 Maret 2015 yang menewaskan 22 orang -- 18 turis, seorang perempuan petugas museum, 1 petugas keamanan, dan 2 pihak penyerang. Keputusan itu diambil pada Senin 23 Maret.

"PM Essid mengunjungi Museum Nasional Bardo yang menjadi target serangan itu, dan menemukan sejumlah kekurangan dalam bidang keamanan," ujar Juru bicara PM Tunisia seperti dikutip dari VOA News, Selasa (24/2/2015).

Pihak berwenang mengatakan, petugas keamanan yang bertugas menjaga museum dan kompleks parlemen di sebelahnya sedang istirahat minum kopi ketika serangan terjadi. 2 Militan menembak mati 20 turis asing dan 1 orang Tunisia yang sedang turun dari bus di museum itu.

Kedua penyerang itu lalu merusak bagian dalam museum selama berjam-jam, sebelum ditembak mati oleh pasukan keamanan. Mereka diidentifikasi sebagai dua warga Tunisia berusia 20 tahunan yang sempat dilatih di Libya.

Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi mengatakan, pelaku ketiga terkait pembantaian itu masih buron.

"Polisi dan intelijen tidak cukup sistematis dalam menjamin keamanan museum itu," jelas Essebsi.

Penyerangan di Museom Bardo terekam kamera CCTV. Kementerian Dalam Negeri Tunisia pun merilis video tersebut, yang menunjukkan dua laki-laki bersenjata dengan senapan serbu berkeliaran di dalam museum itu.

Dalam rekaman tersebut, mereka juga tampak bertemu dan berbicara singkat dengan seorang laki-laki lain yang mengenakan tas punggung, lalu berpisah arah.

Militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi kelompok terkait Al Qaeda di Tunisia juga mengaku sebagai dalang lewat sejumlah media sosial milik mereka. (Tnt/Sss)

Baca: Teror di Negara yang Presidennya 'Ditumbangkan' Tukang Sayur

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya