Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Mursyidan Baldan menyatakan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah akan segera dimulai. Menurutnya, pembangunan bisa segera dimulai karena proses pembebasan lahan telah selesai.
"Groundbreaking itu April ini. Kemarin sudah rampung pembebasan lahannya," ujarnya di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (3/3/2015). Menurut Ferry, terganjalnya proses pembangunan PLTU selama ini karena proses pembebasan lahan yang berlarut-larut. Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat yang menjadi pemilik lahan.
"Sebetulnya soal tanah satu hal menurut saya, dialog dan komunikasinya yang tidak dilakukan. Makanya kalau saya, penyelesaian tanah menggunakan mediasi, apa kebutuhan dia," kata dia.
PLTU Batang merupakan proyek kerjasama pemerintah-swasta (KPS) yaitu antara PT PLN dengan PT Bhimasena Power Indonesia. Proyek ini diperkirakan menelan investasi sebesar Rp 40 triliun dan membutuhkan lahan seluas 226 hektar (ha).
Selama ini pihak Bhimasena selalu mengeluh karena sulit melakukan pembebasan lahan. Presiden Direktur Bhimasena Power Indonesia, Mohhamad Effendi mengatakan, tentangan yang harus dihadapi perusahaan berasal dari masyarakat dan organisiasi pemerhati lingkungan Green Peace.
Menurut Effendi, masyarakat dan Green Peace khawatir PLTU tersebut menyebabkan pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh hasil pembakaran batu bara.
"Saya terkesan dengan program 35 ribu Mega Watt (MW). Tetapi kenyataannya di lapangan kami menghadapi tantangan dari Green Peace. PLTU ini dikatakan akan menimbulkan pencemaran," katanya.
Menurut Effendi, isu kerusakan lingkungan terus-menerus sihembuskan ke masyarakat sehingga mempersulit pembangunan PLTU. "Ini secara terus-menerus disebarluaskan ke masyarakat. Makanya sekarang ada penolakan terhadap program PLTU," ungkapnya.
Bhimasena Power Indonesia ingin, pemerintah ikut turun menjelaskan ke masyarakat mengenai manfaat pembangunan PLTU yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. (Dny/Gdn)
Pembangunan PLTU Batang Dimulai April
PLTU Batang merupakan proyek kerjasama pemerintah-swasta (KPS) yaitu antara PT PLN dengan PT Bhimasena Power Indonesia.
diperbarui 03 Mar 2015, 19:01 WIB Jika proyek ini tidak juga terlaksana, maka dikhawatirkan akan menganggu pasokan listrik di Pulau Jawa.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
7 Potret Pernikahan Virzha dengan Perempuan Keturunan Arab, Digelar Terbatas
Virzha Menikah dengan Sausan Sabrina, Ijab Kabul Gunakan Bahasa Arab
Tonton Kisah Nyata Spesial di Indosiar, Senin 29 April 2024 Via Live Streaming Pukul 14.00 WIB
Potret Gofar Hilman Rayakan Ultah ke-41 Bareng Cupi Cupita, Dinner Berdua
Gelaran Hari Tari Sedunia di Surakarta Upaya Buat Menghubungkan Kembali Masyarakat Modern dengan Akar Budayanya
BKPM Catat Investasi Tetap Jalan meski Masuk Tahun Politik
Mobil Dinas Polri Tabrak Pesepeda Motor di Depok, Pelaku Melarikan Diri
100 Kata-Kata Semoga Bisa ke Tanah Suci yang Indah dan Menyentuh Hati
Selebgram Arief Muhammad Siapkan Rp100 Juta untuk Timnas Indonesia Jika Menang Piala Asia U23 2024
Seluruh ASN di Lingkup Pemkab Kukar Diminta Bersikap Netral saat Pilkada 2024
Bisa Turunkan Berat Badan, 7 Minuman Ini Cocok Dikonsumsi Sebelum Tidur
LRT Jabodebek Angkut 3,8 Juta Penumpang di Kuartal I 2024