Ini Pemberi Utang Luar Negeri ke Kementerian PU-Pera

Kementerian PU-Pera melaporkan rekapitulasi penyerapan pinjaman luar negeri berdasarkan agen pelaksana proyek US$ 4,67 miliar.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 27 Feb 2015, 21:42 WIB
Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan, tingginya suku bunga dan adanya kebijakan loan to value (LTV) membuat pertumbuhan properti melambat.Terlihat pembangunan gedung di kawasan Waduk Pluit, Jakarta, Rabu (11/2/2015)(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera) melaporkan rekapitulasi penyerapan pinjaman luar negeri berdasarkan agen pelaksana proyek di kementeriannya senilai US$ 4,67 miliar untuk 54 proyek per Januari 2015. Dari angka itu, JICA Jepang merupakan pemberi utang terbanyak kepada Kementerian PU Pera.

Menteri PU Pera, Basuki Hadimuljono mengatakan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air memperoleh komitmen pinjaman luar negeri sebesar US$ 1,31 miliar untuk 17 proyek dengan target 82,63 persen. Namun hingga 31 Januari 2015, realisasinya mencapai 58,54 persen.

Ditjen Bina Marga untuk 13 proyek senilai US$ 1,62 miliar baru terserap 43,82 persen dari target 89,94 persen di akhir bulan pertama lalu.

Sedangkan Ditjen Cipta Karya menyerap pinjaman luar negeri 53,23 persen dari target 76,03 persen. Utang luar negeri Ditjen Cipta Karya sebesar US$ 1,74 miliar untuk 24 proyek.

Ini daftar pemberi utang ke Kementerian PU-Pera hingga 31 Januari 2015:

1. Bank Dunia memberi utang US$ 1,23 miliar untuk 9 proyek Kementerian PU Pera. Dari target 87,40 persen, realisasinya 47,70 persen

2. Asian Development Bank (ADB), dengan sebanyak 8 proyek, jumlah utang luar negeri US$ 559,18 juta. Realisasinya 28,69 persen dari target 70,09 persen

3. Islamic Development Bank (IDB) memberi pinjaman US$ 529 juta untuk 9 proyek. Target penyerapan 69,18 persen, baru terealisasi 47,30 persen

4. Jepang (JICA) dengan total 18 proyek, nilai pinjaman US$ 1,44 miliar. Target penyerapan 88,55 persen, realisasinya 67,15 persen

5. China dengan total 4 proyek, nilai pinjaman US$ 399,71 miliar. Target penyerapan 91,24 persen, realisasinya 41,71 persen
 
6. Australia memberikan nilai pinjaman US$ 242,54 juta dengan 1 proyek. Target penyerapan 88,55 persen, realisasinya 67,15 persen

7. Korea dengan total 2 proyek, nilai pinjaman US$ 158 juta. Target penyerapan 44,66 persen, realisasinya 4,18 persen

8. Spanyol dengan 2 proyek, nilai pinjaman US$ 28,93 juta. Target penyerapan 100 persen, realisasinya 98,73 persen

9. Jerman dengan 1 proyek, nilai pinjaman US$ 87,29 juta. Target penyerapan 59,91 persen, namun belum terealisasi.

"Total 54 proyek, jumlah pinjaman luar negeri US$ 4,67 miliar. Target penyerapan 87,72 persen, namun realiasinya 51,45 persen sampai dengan 31 Januari 2015," pungkas Basuki. (Fik/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya