18 Panggilan Telepon ke Polisi Sebelum Penyanderaan Sydney

Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan pihaknya akan mengevaluasi sistem keamanan di negaranya terkait penyanderaan di Sydney.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 22 Feb 2015, 14:46 WIB
Sejumlah orang berdiri di balik pembatas tumpukan bunga di dekat Kafe Lindt, Sidney, Australia (16/12/2014). (REUTERS/David Gray)

Liputan6.com, Sydney - Otoritas keamanan Australia merilis hasil penyelidikan atas kasus penyanderaan yang terjadi di Kafe Lindt, Sydney pada Desember 2014 lalu. Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa polisi sempat menerima 18 panggilan telepon mengenai seorang yang bergaya seperti tokoh agama beberapa hari sebelum serangan yang menyebabkan 3 orang tewas, termasuk pelaku.

"Tetapi tidak ada yang menduga serangan tersebut terjadi dalam waktu dekat," demikian laporan yang yang dipublikasikan POemerintah Australia, seperti dimuat BBC, Minggu (22/2/2015).

Panggilan pada Desember lalu berkaitan dengan status di media sosial Facebook oleh yang diunggah oleh tersangka Man Haron Monis, yang kemudian menyandera sejumlah orang di kafe Lindt.

Dalam dokumen setebal 90 halaman itu disebutkan 18 panggilan ke layanan hotline keamanan nasional terjadi dalam kurun waktu 9-12 Desember, 3 hari sebelum peristiwa penyanderaan.

Layanan keamanan Australia dan polisi mempertimbangkan bahwa status di media sosial yang diunggah oleh Monis "tidak terdapat indikasi ancaman yang akan terjadi dalam waktu dekat".

Monis merupakan pria kelahiran Iran yang tiba di Australia sebagai pengungsi pada 1996 lalu, dan mendapatkan kewarganegaraan pada 2004 - merupakan "subyek dari penegakan hukum dan penyelidikan masalah keamanan" negara tersebut sebelum serangan terjadi.

Dia memiliki catatan aktivisme dengan motif agama dan menyebut dirinya sebagai Imam, tetapi pejabat mengatakan tidak ada bukti aksinya berkaitan dengan jaringan militan Islamis Internasional.

Sebelum melancarkan aksinya, Monis telah dibebaskan dengan jaminan setelah didakwa atas kasus kekerasan seksual dan pembunuhan mantan istrinya.

Menanggapi laporan, Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan pihaknya akan mengevaluasi sistem keamanan di negaranya, termasuk langkah yang diambil bilamana terjadi ancaman, baik melalui telepon atau pun yang dimuat di media sosial.

"Saya kecewa dengan sistem kita yang ada saat ini," ujar Abbott.

Kepala Pemerintahah Australia itu juga mengaku akan mempertimbangkan batasan antara kebebasan individu dan keselamatan komunitas kemungkinan akan direvisi. (Riz/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya