Kontroversial, Jokowi Lupakan Pembangunan Pelabuhan Cilamaya

Pemerintah akan mengoptimalkan potensi Pelabuhan Tanjung Priok ketimbang membangun Pelabuhan Cilamaya.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 13 Feb 2015, 09:40 WIB
Pertamina telah menyampaikan dua konsekuensi yang harus ditanggung pemerintah apabila tetap bersikeras membangun pelabuhan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menegaskan pembangunan Pelabuhan Cilamaya bukan prioritas dalam waktu dekat. Fokus utama saat ini meningkatkan kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta melalui proyek Kalibaru atau New Tanjung Priok.

"Kita belum pikirkan itu (bangun Cilamaya). Saat ini kita pikirkan bagaimana meningkatkan pelabuhan Tanjung Priok dulu," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil kepada wartawan di Jakarta, seperti dikutip Jumat (13/2/2015).

Pemerintah, sambungnya, akan mengoptimalkan potensi pelabuhan Tanjung Priok ketimbang membangun pelabuhan Cilamaya yang penuh dilema.

"Kita akan lihat secara keseluruhan karena banyak kontroversial sekali. Pertamina punya potensi minyak luar biasa di sana, jadi nggak semudah yang kita bayangkan," kata dia.

Seperti diketahui, pembangunan pelabuhan Cilamaya akan bersinggungan dengan pipa Pertamina. Sehingga jika terealisasi, pembangunan pelabuhan ini harus direalokasi dengan jarak lebih jauh.

Sementara terkait surat Menteri Perhubungan Ignasius Jonan kepada Jokowi soal pelabuhan Cilamaya, Sofyan mengaku belum menerima.

"Oh ya? Saya belum tahu. Tim Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas pun belum menerimanya," tukas dia.(Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya