7.370 Rumah Terendam Akibat Banjir di Aceh Tamiang dan Bandung

Total dari 2 wilayah tersebut, sebanyak 7.370 rumah terendam. Ribuan masyarakat pun masih mengungsi.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 23 Des 2014, 20:12 WIB
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Bandung - Banjir masih merendam beberapa wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat hingga saat ini. Total dari 2 wilayah tersebut, sebanyak 7.370 rumah terendam. Ribuan masyarakat pun masih mengungsi.

Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir di Aceh Tamiang yang terjadi sejak Jumat 19 Desember 2014 ini telah menggenangi 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Tamiang Hulu, Tenggulun, Karang Baru, Mayakpait, Kejuruan Muda, Bendahara, Rantau, dan Serui.

"2.370 rumah terendam dan sekitar 7.000 KK (kepala keluarga) terdampak banjir sehingga mengungsi ke balai-balai pengajian dan tenda pengungsi. Tinggi banjir 40 – 150 cm," jelas Sutopo dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Selasa (23/12/2014).
 
Dijelaskan dia, BPBD Aceh Tamiang sudah melakukan evakuasi, pendataan, dan mendirikan 11 tenda pengungsian. BPBD bersama Dinas Sosial juga sudah mendirikan dapur umum. Dinas Kesehatan pun telah memberikan pelayanan kesehatan.

"Tidak ada korban. Kebutuhan mendesak adalah bantuan permakanan, selimut, dan pakaian," papar Sutopo.

Sementara itu, banjir akibat luapan Sungai Citarum sejak Kamis 18 Desember hingga saat ini sudah mulai surut dibandingkan sebelumnya. Namun beberapa wilayah masih terendam banjir.

"Sekitar 5.000 rumah terendam banjir setinggi 100-200 cm. Sebanyak 1.932 KK atau 6.642 jiwa mengungsi. Pengungsi berasal dari Kec Baleendah (523 KK/2.033 jiwa), Dayeuhkolot (660 KK/2.002 jiwa), Bojongsoang (367 KK/1.287 jiwa), Kutawaringin (29 KK/108 jiwa), dan Ketapang (194 KK/555 jiwa), dan Cicalengka (159 KK/657 jiwa)."

BPBD Jawa Barat, BPBD Kab Bandung bersama TNI, Polri, Tagana, PMI, Basarnas, SKPD, NGO dan masyarakat melakukan penanganan darurat. Bantuan logistik telah disalurkan kepada pengungsi.

"Kebutuhan mendesak adalah permakanan, selimut, pakaian, obat-obatan, susu anak, dan lainnya. Masyarakat di daerah tersebut sudah terbiasa dengan banjir akibat luapan Sungai Citarum. Hampir setiap tahun masyarakat terendam banjir," tandas Sutopo. (Riz)
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya