Menlu Kerahkan Tim Temui Keluarga 2 WNI yang Dibunuh di Hong Kong

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun memastikan 2 korban pembunuhan di Hong Kong adalah tenaga kerja Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Nov 2014, 02:49 WIB
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memastikan 2 korban pembunuhan Rurik Jutting di Hong Kong adalah tenaga kerja asal Indonesia. 

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Selasa (4/11/2014) dini hari, Menlu Retno mengerahkan tim untuk menemui keluarga korban sekaligus mengawal proses hukum terdakwa.

Menlu Retno juga berkoordinasi dengan Menteri Tenaga Kerja M Hanif Dhakiri untuk mengawasi pengiriman dan perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

Sementara di Cilacap, Jawa Tengah duka menyelimuti rumah Sumarti Ningsih di Gandrung Mangu. Kedua orangtuanya Ahmad Satiman dan Sunarmi mengaku amat terpukul dengan kepergian anaknya.

Sejumlah barang milik Sumarti Ningsih masih tersimpan rapi di lemari pakaiannya. Setiap kali melihat barang-barang itu Sunarmi kembali menangis.

Sumarti Ningsih berangkat ke Hong Kong setelah Idul Fitri pada Agustus lalu. Itu merupakan kepergiannya ketiga kalinya. Lulusan sekolah dasar itu juga mempelajari kemahiran sebagai disc jockey.

Polisi Hong Kong telah menangkap Rurik George Caton Jutting. Bankir di Merril Lynch asal Inggris itu dituding sebagai pembunuh Sumarti dan 1 perempuan lainnya.

Jutting terlihat tenang dan di pengadilan. Ia menolak memberikan pembelaan dalam sidang pertamanya. Jutting sendiri ditahan di penjara dan bukan di tahanan polisi selama menanti sidang berikutnya 10 November mendatang.

Sabtu pagi 1 November, Jutting memanggil polisi ke kediamannya di apartemen mewah, Distrik Wanchai. Polisi menemukan perempuan terluka di leher yang tak lama kemudian tewas.

8 Jam kemudian mayat seorang perempuan lainnya dalam keadaan terpotong dan terikat ditemukan dalam sebuah koper di balkon apartemen yang sama milik Rurik Jutting itu. (Ans)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya