Presiden Jokowi Diminta Lanjutkan Proyek LCGC

Pemerintahan Jokowi tetap memberikan izin untuk produksi Agya cs yang telah merambah pasar ekspor tersebut.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Okt 2014, 17:23 WIB
Acuan persentase kenaikan harga itu didasarkan pada data inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Liputan6.com, Jakarta - Produksi massal mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) sebagai program Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang saat ini telah berjalan sempat mendapatkan penolakan dari beberapa kepala daerah pada masa awal program tersebut diperkenalkan.

Salah satu kepala daerah yang menolak diproduksinya LCGC yaitu mantan Gubernur DKI Jakarta yang saat ini menjabat sebagai Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Lantas bagaimana nasib LGCG pada masa pemerintah Jokowi?

Menanggapi isu tersebut, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Sudirman, MR tidak bisa berkomentar mengenai masa depan LCGC.

Pasalnya, kata Sudirman, industri otomotif dalam negeri perlu melihat arah kebijakan industri otomotif yang akan diterapkan oleh presiden ke-7 RI.

"Kami belum bisa komentar itu, nanti baru akan bicara dengan menteri yang baru, akan kami jelaskan otomotif ini bagaimana arah ke depan. Bisa berkonsultasi dengan menteri yang baru," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2014).

Meski demikian, dia berharap pemerintahan Jokowi tetap memberikan izin untuk produksi Agya cs yang telah merambah pasar ekspor tersebut.

"Ya kami harapkan tetap berlanjut," imbuh dia.

Seangin dengan Sudirman, Ketua Umum Kamar Dagangan dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto, mengatakan kelanjutan nasib LCGC masih menunggu sikap Presiden Jokowi.

"Itu kan kita lihat saja bagaimana kebijakannya nanti. Ini kan presiden yang harus memberikan arahan. Dia yang punya arahan ya," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya