Penundaan Pemilihan Pimpinan MPR, Angin Segar bagi Kubu Jokowi-JK

Basarah mengatakan, dari hasil beberapa pertemuan memperlihatkan tanda-tanda kesepakatan diadakan pemilihan pimpinan MPR musyawar mufakat.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 06 Okt 2014, 19:19 WIB
Jokowi dan JK mengadakan jumpa pers terkait hasil putusan MK, Jakarta, Kamis (21/8/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Penundaan pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Perwakilan (MPR) membawa angin segar bagi Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Sebab, hal tersebut membuka peluang untuk dilakukan lobi-lobi politik dengan Koalisi Merah Putih (KMP).

"Diundurnya waktu pemilihan pimpinan MPR akan kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk melakukan lobi-lobi, silahturahmi dengan seluruh parpol dan juga dengan DPD, agar hasilnya pada pemilihan besok itu tidak perlu lagi ada voting," ujar Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (6/10/2014).

"Ya, ini angin segar buat seluruh rakyat Indonesia lah, bukan PDIP saja," sambung Basarah.

Basarah mengatakan, dari hasil beberapa pertemuan memperlihatkan tanda-tanda ada kesepakatan diadakan pemilihan pimpinan MPR secara musyawarah mufakat.

"Beberapa rapat yang kami lakukan, suasananya masih baik, kekeluargaan, kekerabatan saling hormat yang mayoritas tidak menindas yang minoritas," ujar Basarah.
 
Basarah menegaskan, penundaan pemilihan pimpinan MPR ini demi kepentingan bersama. "Minoritas menghormati mayoritas, sehingga kesepakatan untuk menunda pemilihan pimpinan MPR bukan karena urusan kalah dan menang."

"Tapi semuanya sadar ingin meletakan kepentingan yang lebih besar di atas kepentingan pribadi, golongan," tegas Basarah.

Menurut Basarah, hal ini semakin optimis, terutama dalam rangka hubungan mencapai hasil musyawarah mufakat. "Ya modal kita optimis, kalau kita tidak optimis bagaimana dengan rakyat, kan semuanya seperti itu," pungkas Basarah. (Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya