Gara-gara Toilet, 6 Pengantin Baru Lari dari Suami

Fakta menunjukkan, di India lebih banyak orang yang punya ponsel ketimbang akses ke toilet bersih. Ini masalah akut dan serius.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 19 Agu 2014, 18:32 WIB
Lari dari suami gara-gara toilet (BBC)

Liputan6.com, New Delhi - Enam perempuan pengantin baru di sebuah desa di negara bagian Uttar Pradesh, India lari ke rumah orangtua mereka. Gara-garanya, tempat tinggal sang suami tak memiliki toilet.

Semua mempelai perempuan, yang berasal dari Desa Khesiya di Distrik Kushinagar mengatakan, mereka hanya akan kembali jika suami-suami mereka membangun toilet yang layak di rumahnya.

Memang, fakta menunjukkan, setengah dari 1,2 miliar warga India tak punya akses toilet bersih di rumahnya. Masalah ini sungguh akut di kawasan pedesaan India, dan perempuan lah yang menjadi obyek penderita terparah.

Salah satu pengantin perempuan, Gudiya kepada BBC Hindi mengatakan, ia segan pergi ke tanah lapang untung buang hajat.

"Orangtuaku punya toilet di rumah, tapi tak ada WC di tempat tinggal suamiku Ramesh Sharma. Sangat rumit untuk ke luar jika ingin buang hajat. Jadi aku terlibat perang mulut dengannya dan kembali ke rumah orang tuaku," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Selasa (19/8/2014).

Gudiya tak sendiri. Neelam Sharma, Sakina, Seeta, Nazrum Nisa, dan Kalavat juga memilih keputusan yang sama.

Ashima Parveen, warga Desa Khesiya mengatakan, 6 perempuan yang lari dari rumah suami menikah tahun lalu, ada juga yang baru membina rumah tangga selama 18 bulan.

"Tak mudah bagi pengantin perempuan keluar dari rumah untuk buang hajat, karena di sini orang menjalankan purdah (menutupi wajah dengan kerudung). Ketika musim hujan dan ada genangan air di mana-mana, sangat sulit bagi mereka untuk pergi ke ladang," kata dia.

Kurangnya toilet juga menyebabkan perempuan berisiko menjadi korban serangan terkait kekerasan seksual.

Dalam pidato Hari Kemerdekaan Jumat pekan lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi bersumpah akan menghentikan kebiasaan buang hajat secara terbuka.

"Kita ada di Abad ke-21, dan perempuan harus kehilangan martabatnya dengan keluar rumah untuk buang hajat, dan harus menunggu hari gelap," kata dia. "Bisa Anda bayangkan begitu banyak masalah yang harus mereka hadapi karenanya?"

Kejadian sadis yang terjadi beberapa bulan lalu menjadi contoh kasus. Dua gadis malang, usia 14 dan 16 tahun, menjadi korban kekerasan seksual. Jasad mereka digantung di pohon mangga.

Pada malam tragedi itu terjadi, 27 Mei 2014, dua korban sedang buang hajat di kebun. Toilet amat jarang di desa itu, memaksa para perempuan lari ke sawah atau kebun di tengah kegelapan malam.

Berdasarkan sensus pemerintah India, setengah dari rumah tangga di India tidak punya toilet, tapi kebanyakan orang memiliki telepon genggam. Sebanyak 53.2% penduduk India punya ponsel, berbanding 46.9% yang punya akses ke toilet layak. (Riz)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya