6 Pemain Argentina yang Bungkam Kritik (Bagian 1)

Mereka membuktikan diri dapat memberikan kontribusi atas keberhasilan Tim Tango melaju ke final.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Jul 2014, 15:29 WIB
Belanda harus mengubur mimpi mereka melaju ke final Piala Dunia 2014. Langkah De Oranje terhenti di semifinal setelah kalah adu penalti 2-4 dari Argentina.

Liputan6.com, Sao Paulo - Oleh - Adam Faisal

Masyarakat Argentina tengah gembira usai tim kesayangannya melaju ke final Piala Dunia 2014 usai mengalahkan Belanda melalui adu penalti (4-2) di babak sebelumnya.

Namun sebelum keberhasilan tersebut, Tim Tango sempat diragukan karena materi pemain yang dibawa pelatih Alejandro Sabella ke Brasil. Namun kenyataannya beberapa pemain yang diragukan ternyata dapat membungkam kritik.

Mereka membuktikan diri dapat memberikan kontribusi atas keberhasilan Tim Tango melaju ke final. Berikut para pemain yang membungkam kritikan masyarakat:

2 dari 4 halaman

Sergio Romero

Sergio Romero berhasil mengetahui arah bola yang ditembakkan Wesley Sneijder pada Semi Final Argentina vs Belanda. Argentina menang dalam drama adu pinalti, The Corinthians Arena, Sao Paulo on (9/7/2014) (AFP PHOTO/PEDRO UGARTE)

Meskipun ia hanya bermain sembilan pertandingan ketika dipinjamkan ke AS Monaco pada musim lalu, kiper Sampdoria ini selalu mendapat dukungan dari staf pelatih.

Padahal, kiper yang akbrab disapa Chiquito ini merupakan pemain terakhir yang dipanggil dari 23 nama. Kurangnya waktu bermain reguler di Monaco, ternuaya tidak memengaruhi penampilannya di Piala Dunia tahun ini.

Kiper berusia 27 tahun itu mampu empat kali mempertahankan gawangnya tidak kebobolan dari enam pertandingan yang sudah dilakoni. Romero terlihat kokoh saat berhadapan dengan Iran dan dalam adu penalti melawan Belanda.

3 dari 4 halaman

Martin Demichelis

Martin Demichelis (PEDRO UGARTE / AFP)

Dua tahun telah berlalu sejak terakhir ia dipanggil ke tim nasional. Memenangkan gelar Liga Premier bersama Manchester City, pemain berusia 33 tahun itu akhirnya mendapat tempat di skuat.

Sabar menunggu kesempatan, ia akhirnya dimasukan lineup melawan Belgia di babak perempat final. Kehadirannya memberikan pertahanan yang baik di lini belakang.

Pengalamannya mampu memberi keyakinan kepada Ezequiel Garay dan kawan-kawan ketika berada di perempat final dan semifinal melawan Belanda. Kemampuannya untuk menetralisir serangan lawan adalah aset terbaik tim.

4 dari 4 halaman

Marcos Rojo

Pemain belakang Timnas Argentina, Marcos Rojo (kanan) mencoba melewati hadangan Granit Xhaka (Swiss) saat berlaga di 16 besar Piala Dunia 2014 di Stadion Corinthians, Sao Paulo, (1/7/2014). (REUTERS/Eddie Keogh)

Mungkin di awal-awal,  Rojo adalah pemain yang paling dikritik. Bek berusia 24 tahun itu, dikenal Sabella sejak ia bermain di Estudiantes. Seiring berjalannya waktu, Rojo menjadi simbol atas dedikasi dan kepercayaan dirinya.

Ia bahkan mencetak gol melawan Nigeria dan ketika terluka melawan Swiss di babak 16 besar, ia keluar sendiri dari lapangan untuk ditangani. Rojo adalah bek kiri yang berbakat.
Baca Juga: 6 Pemain Argentina yang Bungkam Kritik (Bagian 2)



 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya