Indonesia Harus Segera Adopsi Smart City Agar Tak Ketinggalan

Indonesia harus segera mulai mengadopsi konsep smart city agar tak jauh ketinggalan dari negara lain.

oleh Denny Mahardy diperbarui 04 Jul 2014, 15:12 WIB
Konsep Kota Pintar (Doo: www.bergamo2019.eu)

Liputan6.com, Jakarta - Adopsi teknologi di Indonesia bisa terbilang cepat dibandingkan negara berkembang lainnya. Salah satu teknologi yang sedang berusaha diterapkan di Tanah Air ialah kota pintar alias smart city.

Praktisi smart city, Prof. Dr. Ir. Suhono H. Supangkat menilai, integrasi dari satu fungsi ke fungsi lain baik dari perangkat maupun alat lainnya merupakan kunci dasar smart city. Secara infrastruktur Indonesia bisa mengadopsi smart city dalam waktu dekat.

Namun, Suhono menilai besarnya luas wilayah dan jumlah penduduk yang dimiliki Indonesia membuat penerapan smart city menjadi lebih sulit. Cakupan yang luas membuat aplikasi teknologi perlu dilakukan lebih kompleks.

"Singapura dengan jumlah penduduk sekitar 6 juta jiwa dan luas wilayah yang kecil membuat pengaturannya jadi lebih mudah dibandingkan Indonesia yang berlipat-lipat besarnya. Wajar saja kalau secara kecepatan adopsi teknologi mereka lebih cepat dari kita," katanya.

Meski begitu, ia menyebutkan Indonesia harus segera mulai mengadopsi konsep smart city agar tak jauh ketinggalan dari negara lain. Bahkan, Suhono menilai jika tak dimulai sekarang Indonesia bisa kalah 10 tahun dari Singapura.

"Kita harus segera mulai pakai konsep smart city agar semua lebih tertata dan teratur. Kalau kita gak mulai segera bisa ketinggalan jauh kita dari negara orang. Sekarang saja mungkin kita sudah ketinggalan 5-10 tahun dari Singapura," tambahnya.

Lebih lanjut, Suhono memaparkan penerapan smart city di Indonesia memerlukan waktu setidaknya 5-6 tahun. Agar penerapan smart city bisa berlangsung secara tepat seluruh aspek masyarakat, pemerintah dan bisnis harus bekerjasama.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya