Kawal Janji Jokowi, Laskar Aswaja Tuntut Fahri Hamzah Minta Maaf

"Kami menuntut untuk segera diralat pernyataan itu, karena telah melukai perasaan kami sebagai para penerus ulama."

oleh Silvanus Alvin diperbarui 01 Jul 2014, 12:00 WIB
Capres Joko Widodo mendatangi pondok pesantren Al-Muaayad Mangkuyudan, Solo, Jumat (20/6/14) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Laskar Aswaja Adhi Tobing Permana mengatakan, ulama dan santri tidak dapat dilepaskan dari sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Sudah banyak pengorbanan ulama dan santri dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, tapi belum mendapatkan penghargaan yang setimpal dari bangsa ini.

Janji calon presiden Joko widodo yang menyebut akan menjadikan 1 Muharam sebagai hari santri memberi angin segar kepada kaum bersarung itu. Namun ada pihak yang tak menginginkan janji tersebut.

Politisi PKS Fahri Hamzah, dalam akun Twitternya @fahrihamzah pada Kamis 27 Juni lalu pukul 10.40 WIB berkicau, "Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!"

Pernyataan Fahri itu dikecam Adhi. Adhi mengatakan, Laskar Aswaja siap mengawal janji Jokowi dari kritikan pedas Fahri.

"Janji Jokowi–JK yang akan menetapkan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional adalah menunjukkan capres tersebut memahami sejarah bangsa ini. Laskar Aswaja siap mendukung dan mengawalnya," kata Adhi dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (1/7/2014).

"Pernyataan Fahri Hamzah tersebut seperti burung beo yang sedang berkicau, dan menunjukkan dia tidak paham sejarah dan menghina ulama dan santri di Indonesia," tegasnya.

Untuk itu, politisi PKS itu diminta segera mencabut pernyataannya dan segera meminta maaf kepada santri dan kiai di tanah air. "Kami menuntut untuk segera diralat pernyataan itu, karena telah melukai perasaan kami sebagai para penerus ulama," pungkas Adhi. (Sss)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya