Liputan6.com, Jakarta - Hingar-bingar kampanye politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 mendatang begitu terasa di media sosial populer seperti Twitter dan Facebook.
Patut diakui bahwa media sosial kini telah menjadi media utama bagi para tim sukses (timses) untuk mengarahkan persepsi masyarakat. Berbagai bentuk usaha mempromosikan capres-cawapres yang diusungnya pun selalu menghiasi timeline media sosial tiap harinya.
Yanuar Nugroho, PhD., Peneliti Senior di Bidang Inovasi dan Perubahan Sosial di Universitas Manchester, Inggris, menilai bahwa kampanye atau bahkan counter kampanye via media sosial memiliki pengaruh sangat besar bagi masyarakat. Terlebih kampanye ini kerap dilakukan oleh para anggota timses yang mayoritas merupakan pemilik akun populer di media sosial.
"Pengaruhnya sangat besar, terutama jika kita mengingat bagaimana cara persepsi pengguna media sosial di Indonesia yang terlalu mudah untuk diarahkan. Artinya mereka percaya begitu saja apa yang dibicarakan di sana. Apalagi kalau disampaikan oleh seorang 'selebtweet' (user dengan jumlah follower tinggi). Apa saja yang di-tweet atau di-RT bisa dianggap 'benar'," papar Yanuar yang dihubungi tim Tekno Liputan6.com, Kamis (12/6/2014).
Yanuar juga menjelaskan potensi bahaya yang dapat terjadi jika kondisi berkampanye di media sosial terus-menerus dilakukan secara tidak sehat. Ia mengatakan, "Jika isi tweet atau RT itu menjatuhkan lawan dengan pembunuhan karakter - dan dilakukan oleh kedua kubu - maka akan terjadi demoralisasi warga. Situasi di mana warga negara atau calon pemilih merasa yakin bahwa tak ada lagi orang yang baik dan pantas memimpin negara. Ini akan melahirkan apatisme sosial atau apatisme warga saat pemenang pemilu berkuasa memegang pemerintahan."
Menurut pantauan kami, beberapa kicauan para pengguna Twitter yang merasa jengah dengan gegap gempita kampanye Pilpres di media sosial juga ramai bermunculan. Seperti yang diungkapkan oleh sejumlah akun Twitter berikut ini:
@HeroePLUR : Slank di PRJ, males palingan kampanye
@Opique_Pictures : kemarin males buka mukabuku krena banyak alay. kali ini males buka mukabuku krena banyak kampanye
@ @CitraLG : Btw, twitter bisa mute keyword tertentu ga sih? Males juga lama2 sama kampanye hitam/negatif
Di atas merupakan ungkapan-ungkapan kekecewaan sejumlah anggota masyarakat yang mulai bosan dengan kampanye, atau bahkan lelah dengan bentuk-bentuk kampanye hitam yang beredar di media sosial. Jika hal ini terus terjadi, maka bukan tidak mungkin jika demoralisasi warga seperti yang dikhawatirkan Yanuar terjadi. Situasi di mana masyarakat sudah bosan dan apatis terhadap isu politik dan lebih memilih untuk 'golput'.
Sebelumnya untuk mencegah semakin merajalelanya kampanye hitam yang kian meresahkan, penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu telah meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menindak pelaku kampanye hitam. Kominfo bahkan sudah berjanji akan segera memblokir situs-situs yang berbau kampanye hitam.
Warga Twitter Gampang Terpengaruh Selebtweet?
Potensi bahaya dapat terjadi jika kondisi berkampanye di media sosial terus-menerus dilakukan secara tidak sehat.
diperbarui 12 Jun 2014, 19:00 WIBIlustrasi
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 Konsultasi PsikologiLaki-laki dan Perempuan Bisa Berteman, Kenali Ciri-Ciri Hubungan Platonik
7 8 9 10 Jawa Tengah - DIYFokus Bertugas di LKPP RI, Elektabilitas Hendi Malah Melejit
Berita Terbaru
Rio Reifan Dicek Urine Lagi Setelah Positif Sabu, Ada Narkoba Lain yang Dikonsumsi?
Mengenal Makna Tarian Rangkuk Alu yang Jadi Google Doodle Hari Ini
Rupiah Kembali Melemah di Awal Pekan, Investor Masih Tunggu Sinyal The Fed
150 Quotes Orang Tua untuk Anaknya, Penuh Nasihat Berharga
Strategi Bank Indonesia Genjot Pertumbuhan Kredit
Tesla Investigasi Ulang 2 Juta Unit Kendaraan yang Kena Recall Karena Autopilot
Anwar Usman Tak Adili Sengketa Pileg PSI, Digantikan Guntur Hamzah
Penyebab Kecemasan Meningkat Saat Anda Menstruasi, Salah Satunya karena PMDD
Maidi Akhiri Masa Jabatan Wali Kota Madiun dengan Kirab Budaya: Saya Izin Meninggalkan Kantor Ini dengan Bahagia
Apa Kabar Proses Pengajuan Kebaya Sebagai Warisan Budaya Dunia TakBenda ke UNESCO?
Tarot Minggu Ini: Maksimalkan Kinerja
Sir Jim Ratcliffe Temui Agen Super, Bahas Strategi Transfer dan Minta Bantuan Carikan Pemain Baru