Resep Pelihara Jantung Agar Tetap Sehat

Cek kebiasaan Anda apakah sudah baik atau buruk untuk jantung

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 19 Mei 2014, 08:05 WIB
Meski besar manfaatnya, kita harus tahu bahwa konsumsi garam berlebihan berakibat buruk bagi kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya adalah menyukai masakan yang memiliki rasa. Jika terasa hambar, tak sungkan untuk menambahkan garam atau penyedap dalam masakan yang disantapnya. Padahal, bila masakan itu hambar dan sedikit rasa, mampu mencegah kita terhindar dari penyakit hipertensi.

"Ketika ditanyakan pada orang tua yang terkena hipertensi bagaimana cara makan mereka, banyak yang menjawab lebih senang makan di luar rumah. Alasannya, masakan istri di rumah suka hambar dan tidak berasa. Sebenarnya, itu yang baik," kata Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Rumah Sakit Mayapada Jakarta, dr. Ika K Dhanudibroto, SpPJ dalam seminar bertajuk `Jakarta Cardiovascular Summit 2014` di The Ritz-Carlton Hotel, Kuningan, Jakarta, Senin (19/5/2014)

Memang, untuk terhindar dari penyakit mematikan  nomor 1 menurut WHO pada 2002 ini adalah dengan memeriksakan kadar garam dalam masakan yang disantap. Namun, kebiasaan masyarakat kita yang lebih senang makan di luar, membuatnya sulit untuk mengecek kadar garamnya.

"Santap makanan chinnese food, yang banyak garam dan MSG-nya memang akan terasa nikmat. Susah juga kalau makan di luar mengecek-ngecek kadar garamnya. Yang penting `kan, bagi kita nikmat, enak, dan kenyang tanpa memikirkan efek baiknya," kata Ika menambahkan.

Tidak hanya itu, ketika masak di rumah saja, sejumlah masyarakat kita lebih memilih untuk meracik makanan dalam kalengan yang mudah sekali untuk diolah. Ika menekankan, makanan kaleng itu tak kalah buruk tatkala kita menyantap masakan penuh garam dan MSG di luar rumah.

"Semua makanan yang awet lebih dari dua hari itu kandungan garamnya sangatlah tinggi. Kalau Anda ingat mengapa ikan asin bisa bertahan lama, itu semua kan karena ikan itu diasinin. Diasinin, tandanya menggunakan banyak garam," kata Ika menerangkan.

Sama halnya dengan manisan atau asinan yang kerap kita santap ketika berkunjung ke suatu daerah tertentu. Bila kebanyakan dalam mengonsumsinya, atau mungkin menjadi camilan wajib, ke depannya pun akan mengarah pada risiko terjadinya hipertensi. "Asinan dan manisan itu dikasih banyak garam dan gula, makanya tahan lama. Semua makanan yang mengandung garam, itu harus dihindari," kata Ika mengingatkan.

Maka itu, Ika mengmbau pada semuanya agar membiasakan memasak sendiri makanan yang akan disantap. Selain tidak memakan biaya yang cukup mahal, kita pun tahu kesehatan dari masakan itu.

"Kalau mau makan di luar, bolehlah sesekali saja. Sebulan sekali atau paling aman 3 bulan sekali. Susah memang, tapi karena itu tidak dibiasakan," kata Ika menerangkan.

Foto dok. Liputan6.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya