Keluarga Korban Pelecehan Tolak Bantuan JIS

Keluarga mau saja menerima, asal pihak JIS membuka diri untuk mengatakan yang sejujurnya.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 17 Apr 2014, 20:00 WIB
(AntaraFoto/Reno Esnir)

Liputan6.com, Jakarta Keluarga korban tindak pelecehan seksual, AK (6) menolak bantuan yang diberikan pihak Jakarta International School (JIS). Keluarga mau saja menerima, asal pihak JIS membuka diri untuk mengatakan yang sejujurnya.

"Pihak JIS masih menutup diri soal ini. Keluarga dan KPAI meminta pada pihak JIS untuk lebih kooperatif dan memberitahu pada masyarakat yang sebenar-benarnya," kata Sekretaris Jenderal KPAI, Erlinda di JIS, Kawasan Pondok Indah, Jakarta, Kamis (17/4/2014).

Erlinda mengatakan, pihak JIS pernah mengutarakan akan bertanggung jawab terhadap proses hukum dan siap memberikan pendampingan psikologi dan kesehatan untuk si adik. Tapi, ditolak oleh pihak keluarga.

Selain menolak bantuan yang diberikan JIS padanya, keluarga korban juga berencana mengeluarkan sang anak dari sekolah itu, dan segera memindahkan AK ke sekolah yang lebih layak dan aman untuk dirinya.

Sampai saat ini, tambah Erlinda, bocah AK masih mengalami trauma cukup dalam, dan membutuhkan bantuan untuk memulihkan luka batin yang diterimanya.

"Si adik masih trauma untuk pergi ke sekolah, pakai celana, dan menyebut kata-kata toilet. Dia pun trauma dengan laki-laki dan perempuan `berperawakan`. Perempuan yang di pikirannya, yang dapat mengingatkannya pada petugas kebersihan itu," kata Erlinda menekankan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya