Kasih Sayang dalam Selembar Kain Ulos

Keahlian masyarakat Samosir membuat kain ulos yang mempunyai kedudukan tinggi di dalam masyarakat Batak didapat secara turun-temurun. Motif pada ulos bisa melambangkan kasih sayang atau religi.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Mei 2008, 13:06 WIB

Liputan6.com, Samosir: Salah satu kerajinan tradisional yang sampai saat ini masih ditekuni warga adalah membuat kain ulos. Keahlian masyarakat Samosir membuat kain yang mempunyai kedudukan tinggi di dalam masyarakat Batak ini didapat secara turun-temurun. Pembuatannya masih mengandalkan cara yang dipakai nenek moyang mereka, yaitu dengan cara ikat lungsi.

Untuk membuat ulos, pengrajin terlebih dahulu menyusun benang sebelum akhirnya ditenun. Sesuai tradisi, dalam membuat ulos tidak boleh menggunakan benang emas karena benang tersebut hanya dipakai untuk membuat songket.

Motif pada kain ulos selalu mengandung makna, bisa melambangkan kasih sayang ataupun lambang-lambang religi. Cara menggunakan ulos juga tidak sembarangan karena cara memakainya pada pria dan wanita tidak sama yaitu ditentukan oleh motif yang ada.

Para pengrajin dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) kini terus berusaha agar ulos tetap digemari masyarakat di zaman modern seperti ini. Ulos diharapkan tidak hanya menjadi kebanggaan suku Batak, namun juga menjadi warisan budaya nasional.(ADO/Bambang Triyono)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya