Sukses

Meta Uji Coba Fitur Trending Topic di Threads, Mirip Medsos X Twitter?

Threads adalah media sosial baru dari Meta yang mirip dengan X, tetapi memiliki fitur “topik teratas hari ini” yang menampilkan percakapan yang sedang populer di platform tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Meta kedapatan sedang melakukan uji fitur baru Threads, di mana pengguna melihat berbagai percakapan apa saja yang sedang trend di platform media sosial itu.

Ya, fitur baru Threads ini serupa dengan trending topic yang ada di platform X--dulunya bernama Twitter.

Mengutip Engadget, Selasa (13/2/2024), Meta telah menguji fitur baru Threads bernama "today's top topics" atau "topik teratas hari ini" di Amerika Serikat.

Mark Zuckerberg, selaku CEO Meta pun membagikan informasi tentang fitur baru ini di akun Threads resmi miliknya.

"Meluncurkan uji coba kecil mengenai topik teratas hari ini di Threads di AS. Kami akan meluncurkannya di lebih banyak negara dan bahasa setelah kami melakukan penyesuaian...," tulis Zuckerberg.

Seperti Trending Topics di X, fitur ini akan memunculkan “topik ramai dibicarakan orang lain”, dan akan muncul dalam pencarian dan diselingi di antara postingan di feed For You, menurut Meta.

"Tren tertentu ditentukan oleh sistem AI kami berdasarkan apa yang sedang dilakukan orang-orang saat ini di Threads,” kata kepala Instagram, Adam Mosseri.

Menariknya, Threads akan menampilkan tren terkait politik dan pemilu. Padahal, sebelumnya perusahaan Mark Zuckerberg  mengatakan tidak akan lagi menyarankan konten politik dalam rekomendasinya kecuali pengguna memilih untuk ikut serta.

“Konten politik bisa menjadi sebuah topik,” kata juru bicara Meta. “Kami hanya akan menghapus topik politik jika melanggar Pedoman Komunitas kami atau kebijakan integritas lain berlaku di medsos.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Instagram dan Threads Kini Ogah Rekomendasikan Konten Politik

Facebook meluncurkan tanda Meta baru mereka di kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California, Kamis, 28 Oktober 2021. Facebook Inc. yang diperangi mengubah namanya menjadi Meta Platforms Inc., atau Meta, untuk mencerminkan apa yang CEO Mark Zuckerberg mengatakan komitmennya untuk mengembangkan t

Meta disebut tak akan lagi merekomendasikan konten politik kepada pengguna di Instagram atau Threads, demikian menurut bos Instagram Adam Mosseri.

Dia mengatakan pengguna masih akan melihat konten politik dari akun yang mereka ikuti, namun aplikasi tersebut tidak lagi secara proaktif 'memberikan dukungan' terhadap postingan tersebut.

Perubahan itu, yang akan diluncurkan dalam beberapa minggu ke depan, akan berlaku untuk akun publik, di mana algoritma rekomendasi Meta menyarankan konten atau postingan, seperti Reels dan Explore Instagram, serta menyarankan pengguna di Threads.

Mosseri tidak merinci bagaimana Meta akan menentukan apa yang dianggap 'konten politik', namun juru bicara Meta mengatakan hal itu akan mencakup topik terkait pemilu dan masalah sosial.

“Definisi kami mengenai konten politik adalah konten yang kemungkinan besar berisi topik terkait pemerintahan atau pemilu, misalnya postingan tentang undang-undang, pemilu, atau topik sosial,” kata juru bicara tersebut, dikutip dari Engadget, Minggu (11/2/2024).

“Permasalahan global ini bersifat kompleks dan dinamis, yang berarti definisi ini akan terus berkembang seiring dengan upaya kami untuk terus berinteraksi dengan masyarakat dan komunitas yang menggunakan platform kami dan pakar eksternal untuk menyempurnakan pendekatan kami,” ucapnya memaparkan.

Meskipun Meta akan membatasi saran terkait topik politik secara default, mereka yang ingin melihat konten tersebut dapat ikut serta melalui pengaturan Instagram dan Threads.

3 dari 5 halaman

Perubahan Baru Meta

Ilustrasi Meta dan Facebook. (Unsplash/Dima Solomin)

Perusahaan mengatakan pembaruan tersebut tidak akan memengaruhi cara orang melihat postingan dari akun yang mereka pilih untuk diikuti.

“Tujuan kami adalah untuk menjaga kemampuan masyarakat untuk memilih berinteraksi dengan konten politik, sambil menghormati selera setiap orang terhadap konten tersebut,” ujar Mosseri.

Perubahan ini merupakan cara terbaru Meta untuk mencegah pengguna Threads mendiskusikan topik yang dianggap berpotensi menimbulkan masalah.

Perusahaan sebelumnya memblokir topik yang berpotensi sensitif, termasuk vaksin dan istilah terkait Covid, dari hasil pencarian di Threads.

Mosseri juga mengatakan bahwa Meta tidak ingin “mendorong” pengguna untuk memposting tentang “politik dan berita buruk” di aplikasi.

4 dari 5 halaman

Meta Akan Labeli Gambar Buatan AI di Facebook dan Instagram

Ilustrasi logo Facebook sebagai salah satu platform layanan Meta. (Sumber foto: Pexels.com).

Di sisi lain, Meta disebut akan memberi label khusus pada gambar buatan AI. Hal ini dilakukan karena gambar buatan AI dari OpenAI dan Google semakin marak bermunculan.

Rencana ini diungkap oleh Nick Clegg, presiden urusan global Meta. Dalam situs perusahaan, Nick menulis Meta ingin lebih transparan di platform media sosial miliknya.

Rencananya, perusahaan bentukkan Mark Zuckerberg ini akan memberikan label jika gambar yang diunggah oleh pengguna dibuat pakai AI.

Tindakan ini juga sebagai antisipasi platform media sosial itu menyambut pemilu pada tahun 2024, di mana semua orang memperhatikan bagaimana Meta akan menangani berita palsu di platform-nya.

Saat AI generatif semakin mudah digunakan, gambar palsu buatan orang marak bermunculan di media sosial, berpura-pura menjadi nyata.

5 dari 5 halaman

Meta Pakai Watermark untuk Tandai Gambar Buatan AI

Facebook mengubah namanya menjadi Meta. (Doc: The Verge)

Mengutip Android Central, Sabtu (10/2/2024), perusahaan bentukan Mark Zuckerberg itu sudah memasang label "Imagined with AI" pada gambar fotorealistik buatan AI-nya sendiri.

Saat ini, perusahaan juga ingin melakukan hal serupa untuk gambar dari tools AI lainnya dengan penanda, seperti watermark dan metadata dalam file untuk menunjukkan itu adalah ciptaan AI.

Menurut Clegg, Meta bekerja sama dengan mitra industri untuk menciptakan alat berkemampuan mengenali konten buatan AI menggunakan “penanda tak terlihat” seperti watermark dan metadata.

Tak hanya Google dan OpenAI, perusahaan berbasis di Menlo Park, California, itu akan melabeli gambar buatan Microsoft, Adobe, Midjourney, dan Shutterstock yang dibagikan di platform Meta.

“Kami sedang membangun kemampuan ini sekarang, dan dalam beberapa bulan mendatang kami akan mulai menerapkan label dalam semua bahasa yang didukung oleh setiap aplikasi (Facebook. Instagram, dan Threads),” tulis Clegg.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini