Sukses

Sederet Ancaman Siber Ini Diprediksi Mengintai Pengguna Internet pada 2024

Kaspersky memperkirakan ada beberapa tren ancaman siber yang harus diwaspadai oleh konsumen pengguna internet pada tahun 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Masalah keamanan siber masih bakal masih menjadi ancaman buat para pengguna internet pada tahun 2024.

Berdasarkan perkiraan pakar dari perusahaan keamanan siber Kaspersky, ada beberapa ancaman keamanan siber yang tampaknya bakal mengintai sektor konsumen di 2024.

"Dunia penipuan bersifat dinamis, dan para penipu terus-menerus merancang skema baru," kata Anna Larkina, pakar keamanan dan privasi di Kaspersky.

"Tetap waspada, karena taktik baru mungkin muncul, dan mempertahankan sikap proaktif tetap menjadi pertahanan terkuat Anda melawan ancaman yang terus berkembang ini," imbuhnya.

Prediksi Kaspersky pun juga mengungkapkan sejumlah tantangan, di mana penjahat siber semakin memanfaatkan topik yang sedang tren dan teknologi canggih.

Prediksi Ancaman Siber 2024

Mengutip siaran pers, Kamis (14/12/2023), berikut ini beberapa tren terkait ancaman siber yang diprediksikan akan dihadapi pada 2024.

1. Penipuan berkedok amal meningkat

Menurut PBB, tahun 2023 merupakan tahun dengan tingkat konflik kekerasan global tertinggi sejak Perang Dunia II.

Menurut Kaspersky, tingkatnya konflik ini, ditambah dampak jangka panjang dari pandemi dan bencana iklim yang terus berlanjut, telah menciptakan lingkungan utama bagi penipuan berkedok amal.

"Menjelang tahun 2024, kami memperkirakan akan terjadi peningkatan signifikan dalam penipuan semacam ini, yang memanfaatkan dampak luas dari krisis global ini," ujar Kaspersky.

2. P2E jadi sorotan penjahat siber

Game Play-to-Earn (P2E) diprediksi bakal jadi sasaran baru buat penjahat dunia maya. Dengan investasi finansial yang besar dan daya tarik pendapatan dari game P2E, penjahat siber siap untuk meningkatkan fokus mereka dalam mengeksploitasi sektor tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Deepfake Suara dan Tren Film Baru

3. Meningkatnya deepfake suara

Baru-baru ini, OpenAI meluncurkan API Text-to-Speech (TTS), dengan kemampuan canggih untuk menghasilkan ucapan mirip manusia, menyoroti kemajuan signifikan dalam teknologi suara buatan.

Meskipun inovasi-inovasi ini menandai sebuah lompatan ke depan, namun ini juga memberikan peluang untuk disalahgunakan.

Penipu berpotensi mengeksploitasi teknologi ini untuk menciptakan konten penipuan yang lebih meyakinkan dan mudah diakses, sehingga meningkatkan risiko terkait dengan teknologi deepfake.

4. Segmentasi internet dan bangkitnya layanan VPN

VPN punya peran penting dalam mengatasi tantangan seperti segmentasi internet dan pembatasan wilayah situs web, yang seringkali menjadi produk sampingan dari perubahan geopolitik.

Praktik-praktik ini menerapkan pembatasan berbasis lokasi pada akses informasi, namun dengan menggunakan klien VPN tertentu, pengguna dapat melewati hambatan ini, sehingga memungkinkan akses ke spektrum informasi yang lebih luas.

Mengingat kemampuan ini, ditambah meningkatnya kekhawatiran terhadap privasi dan aksesibilitas informasi, permintaan global terhadap solusi VPN diperkirakan akan meningkat secara signifikan di tahun mendatang.

5. Penipu memanfaatkan tren film dan game

Di 2024, sejumlah film yang banyak dinanti bakal rilis, sebut saja Dune: Part 2, Deadpool 3, Joker 2, Gladiator 2, dan Avatar 3, di mana penipu diperkirakan akan menunggangi momen tersebut.

Pemogokan para aktor (actor strike) juga dapat menyebabkan transfer film baru tanpa izin, sehingga menciptakan lingkungan ideal bagi situs phishing yang menawarkan akses eksklusif.

Tak cuma film, GTA 6 yang akan rilis pada 2025, mungkin juga akan tetap jadi sorotan di 2024. Skema klasik yang melibatkan kunci pre-order dan harga yang menarik diperkirakan akan muncul kembali.

3 dari 4 halaman

Industri Keuangan Perlu Perkuat Keamanan Siber

Sebelumnya, Kaspersky mengingatkan industri finansial untuk memperkuat keamanan siber mereka.

Pasalnya, ancaman siber yang didorong oleh kecerdasan buatan dan berkembangnya otomatisasi, diprediksi akan jadi tren yang mengancam lembaga dan organisasi keuangan pada 2024.

Dalam laporan kejahatan siber dan prediksi ancaman finansial untuk tahun 2024, perusahaan keamanan siber ini mengantisipasi peningkatan serangan siber hingga eksploitasi sistem pembayaran langsung.

Selain itu, Kaspersky juga mengantisipasi kebangkitan trojan perbankan Brasil, dan peningkatan paket backdoor sumber terbuka.

Laporan ini juga mencakup tinjauan komprehensif terhadap keakuratan prediksi tahun lalu, menekankan tren seperti peningkatan ancaman Web3 dan peningkatan permintaan untuk pemuat malware (malware loader).

Tahun 2024 pun menuntut strategi keamanan siber yang proaktif, kolaborasi antar sektor, hingga pertahanan inovatif.

 

4 dari 4 halaman

Organisasi Keuangan Harus Secara Proaktif

"Dalam lanskap keamanan siber finansial yang terus berkembang pada tahun 2024, kami mengantisipasi terjadinya lonjakan ancaman, peningkatan otomatisasi, dan kegigihan para pelaku kejahatan siber," kata Marc Rivero, peneliti keamanan utama di GReAT.

"Untuk tetap menjadi yang terdepan, lembaga dan organisasi keuangan harus secara proaktif menyesuaikan strategi keamanan siber, memperkuat pertahanan untuk melindungi aset dan data sensitif mereka," imbuhnya, mengutip siaran pers, Minggu (26/11/2023).

Pada 2022, para ahli Kaspersky mengklaim bahwa mereka secara akurat memperkirakan peningkatan ancaman Web3, peningkatan permintaan pemuat malware, dan pergeseran motif kelompok ransomware ke arah aktivitas yang merusak.

Khususnya, untuk pandangan ke depan mengenai kerangka kerja "Red Team" dan peralihan pembayaran Bitcoin yang masih belum terjadi seutuhnya.

Tahun 2024, Kaspersky memperkirakan akan terjadi lonjakan serangan siber yang didorong oleh AI dan peniruan saluran komunikasi yang sah, sehingga akan mengarah pada menjamurnya kampanye berkualitas rendah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.