Sukses

Facebook Pecat 50 Karyawan Gara-Gara Mata-matai Pengguna?

Buku "An Ugly Truth: Inside Facebook's Battle for Domination" menyebut Facebook memecat 50 karyawan karena memata-matai pengguna.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, jejaring sosial Facebook mendapat kecaman keras karena dianggap kurang menjaga keamanan data pengguna.

Facebook dituding memberikan informasi sensitif milik pengguna kepada CIA dan NSA. Bukan hanya itu, Facebook juga dituduh mempengaruhi hasil pemilihan AS melalui firma politik Cambridge Analityca.

Kini menurut buku berjudul "An Ugly Truth: Inside Facebook's Battle for Domination", dalam membuat keputusan penting, Bos Facebook Mark Zuckerberg memutuskan untuk menggunakan berbagai cara demi mendapatkan akses data pengguna.

Menurut bahasa sang penulis buku, yakni Sheera Frenkel dan Cecilia Kang, satu-satunya hal yang bisa menghentikan Facebook mengeksploitasi data pengguna adalah hati nurani.

Kedua penulis buku ini juga menyebut, antara 2014 dan 2015, Facebook memecat lebih dari 50 karyawan karena mengeksploitasi akses ke data pengguna untuk alasan non-bisnis.

Mengutip laman Digital Information World, Jumat (16/7/2021), buku ini juga menyebut, dalam mayoritas kasus, karyawan yang menyalahi wewenang adalah para lelaki yang mencari informasi dari perempuan yang disukai.

"Seorang karyawan Facebook bahkan melangkah terlalu jauh, hingga melacak wanita yang dikencani, yang telah meninggalkan kamar hotel usai keduanya bertengkar saat liburan. Setelah tidak mendengar kabar dari wanita yang dikencani, karyawan lain bahkan memeriksa semua pesan pribadi, foto, dan unggahan yang diklik wanita tersebut," demikian tertulis dalam buku itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sempat Disarankan Batasi Akses Karyawan

Selanjutnya, buku ini juga menyebutkan, kepala petugas keamanan Facebook saat itu, Alex Statmos memberi tahu ke Zuckerberg bahwa eksploitasi ini terjadi hampir tiap bulan.

Statmos mengusulkan bahwa pemberian akses harus dikurangi dari 16.000 karyawan yang bisa mengakses data, menjadi 5.000 karyawan. Dia juga mengusulkan agar hanya kurang dari 100 karyawan yang bisa mengakses informasi sensitif.

Statmos juga mengusulkan, sistem permintaan formal untuk akses ke data pribadi harus diperkenalkan. Namun, eksekutif lain menentang gagasan ini.

Zuckerberg pun meminta Statmos untuk memberi solusi dalam waktu satu tahun dengan menganggap masalah ini sebagai prioritas utama.

3 dari 3 halaman

Zuckerberg Dituding Tak Bergeming?

Namun menurut seorang karyawan yang tidak disebutkan namanya, solusi apa pun yang melibatkan pembatasan akses data kepada karyawan selalu ditentang.

Pasalnya hal ini dianggap bertentangan dengan dasar-dasar dan ide-ide inti yang dimiliki oleh Mark Zuckerberg.

Menurut karyawan yang tidak disebut namanya ini, selama bertahun-tahun, ada banyak sekali peluang untuk membatasi pengumpulan data pengguna. Namun mereka tahu, jika mereka mengungkapkan ide tersebut kepada Mark Zuckerberg, Zuck pasti menolak.

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.