Sukses

Twitter Rilis Pengaturan Percakapan, Apa Fungsinya?

Dengan menggunakan pengaturan percakapan ini, sebelum memulai twit baru, kamu bisa memilih siapa yang dapat membalas twit dengan tiga opsi.

Liputan6.com, Jakarta - Twitter baru saja merilis pengaturan percakapan untuk menghindari balasan yang tidak diinginkan. Hal itu mungkin saja mengganggu esensi sebuah percakapan.

Fitur ini dapat dinikmati semua pengguna yang menggunakan Twitter melalui perangkat dengan sistem operasi iOS dan Android, serta versi desktop atau browser twitter.com.

Dengan menggunakan pengaturan percakapan ini, sebelum memulai twit baru, kamu bisa memilih siapa yang dapat membalas twit dengan tiga opsi:

1. Semua orang (standar Twitter, dan pengaturan default),

2. Hanya orang yang diikuti oleh pengguna, atau

3. Hanya orang yang disebutkan pengguna dalam twit.

Twit dengan dua pengaturan terakhir akan diberi label, dan ikon untuk membalas twit akan berwarna abu-abu bagi orang yang tidak dapat membalas.

Orang yang tidak dapat membalas masih dapat melihat, retwit, retwit dengan komentar, berbagi, dan menyukai twit tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Untuk Wawancara dan Diskusi

Sejak Twitter melakukan uji coba pengaturan percakapan ini pada Mei 2020, banyak orang menggunakannya untuk melakukan wawancara dan diskusi, membagikan pendapat mereka, serta berbagi tentang banyak hal.

"Kami mendapat banyak insight dari penggunaan, wawancara umpan balik, dan survei terkait uji coba ini," ujar Twitter melalui keterangan resminya, Rabu (12/8/2020).

Pengaturan ini membantu sebagian orang merasa lebih aman dan dapat menjadikan percakapan lebih bermakna, sambil tetap memungkinkan mereka melihat beragam sudut pandang dari orang lain.

3 dari 3 halaman

Selain Microsoft, Twitter Juga Tertarik Akuisisi TikTok?

Di luar dari informasi di atas, Twitter dilaporkan sudah memulai tahap pembicaraan untuk merger dengan TikTok, terutama untuk bisnis yang ada di Amerika Serikat.

Kabar ini terbilang mengejutkan mengingat dana yang mungkin digelontorkan Twitter tidak sebesar Microsoft.

Kendati demikian, menurut sumber anonim tersebut, Twitter memiliki keunggulan tidak menghadapi pengawasan antitrust seperti Microsoft atau pembeli potensial lainnya.

Berdasarkan laporan Reuters pula, salah satu pemegang saham Twitter, yakni firma ekuitas Silver Lake, dikabarkan tertarik untuk membantu pendanaan dalam proses pembelian ini.

Sayang usai laporan ini muncul, Twitter menolak berkomentar. Begitu pula TikTok yang menyatakan tidak berkomentar apapun mengenai rumor yang ada di pasar saat ini.

Di sisi lain, Microsoft dikabarkan memiliki keinginan untuk mengakuisisi keseluruhan bisnis TikTok secara global. Sebelumnya, Microsoft tengah dalam tahap negosiasi dengan ByteDance untuk mengambil alih bisnis TikTok di Amerika Serikat (AS).

Rencana itu tampaknya berkembang menjadi keinginan mengakuisisi bisnis TikTok secara utuh.

(Isk/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.