Sukses

Geger Bocah 3 Tahun di Sukabumi Meninggal Dipatuk Ular Welang saat Tidur

Bayi 3 tahun ini meninggal usai dipatuk ular weling, dia sempat dibawa ke rumah sakit. Nahas, nyawanya tak tertolong.

Liputan6.com, Sukabumi - Nasib pilu dialami bocah berusia tiga tahun asal Kampung Subangkulon Kelurahan Subangjaya Kecamatan Cikole Kota Sukabumi. Anak berinisial KTA ini meninggal dunia usai digigit ular saat tertidur di kamarnya.

Animal Rescue Damkar Kota Sukabumi, Edi mengatakan, diduga ular masuk ke kamar tanpa sepengetahuan orang tua. Korban tewas digigit ular itu, mulanya tiba-tiba menangis.

“Kronologinya masuk ke dalam rumah itu di dekat kasur springbed jadi tanpa alas nempel ke lantai langsung. Jadi posisi ada jeda jarak 10 sentimeter si kaki korban masuk ke sela itu dia kena injek di jempol, kaki kiri yang kena,” ujar Edi.

Edi mengatakan, mulanya kedua orang tua korban mengira putrinya hanya menangis biasa, namun karena tangisan korban tak berhenti disertai gejala muntah, korban pun sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit.

“Disangka orang tuanya nangis biasa awalnya, taunya makin kelamaan makin sakit dia langsung muntah. Dibawa ke rumah sakit dia udah gak sadar. Tapi di rumah sakit udah penanganan ada masuk infus dan oksigen jeda beberapa jam kemudian baru meninggal,” jelasnya.

Dia mengatakan, ular yang mematuk korban itu merupakan seekor ular jenis bungarus atau ular welang. Menurutnya, karakteristik ular ini sangat berbahaya, dan kerap aktif di malam hari. 

“Itu sama injek (cara infeksi) keluar ada bisa dari taring jadi jenis bungarus itu sangat berbahaya, yang di kota yg ditakutkan itu bungarus atau jenis ular weling. Gejala umumnya kalau terkena bisa ular ini sakit panas, sendi-sendi sakit, ulu hati panas pusing mual,” terangnya. 

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Pencegahan Keberadaan Ular

Lebih lanjut, Pihak Damkar juga mengimbau agar warga waspada terhadap adanya keberadaan ular di lingkungan tempat tinggalnya. Edi pun menyampaikan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah ular masuk pemukiman. 

“Untuk warga jadi jangan dianggap sepele, kamper dan wangi wangian itu sebenernya wajib taro di kamar mandi di gudang belakang lemari kalau gak di bawah kasur,” ujarnya.

Menurutnya aroma wewangian tersebut tak disukai ular. Pihaknya juga akan menyisir lokasi kejadian, karena ular yang menimbulkan korban itu masih belum ditemukan. 

“Kalau melihat titik itu ular gak bakal jauh soalnya tempatnya ada tempatnya yg susah buat keluar, itu aksesnya habitatnya. Kalau di luar ruangan kita bisa pakai bekas lasan karbit, kan itu bau belerang, bubuknya yang putih kaya apu, itu kan bau belerang jadi ular gak bakal lewat kesitu,” terang dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.